Tautan-tautan Akses

Pasca Banjir Dahsyat, Kota Valencia Berjuang Memulai Kembali Sekolah


Ruang kelas di Sekolah Juan XXIII, di Catarroja, Valencia, Spanyol, rusak akibat banjir, 11 November 2024. (Eva Manez/REUTERS)
Ruang kelas di Sekolah Juan XXIII, di Catarroja, Valencia, Spanyol, rusak akibat banjir, 11 November 2024. (Eva Manez/REUTERS)

Ribuan siswa di kawasan Valencia, di timur Spanyol, kembali ke sekolah hari Senin (11/11), dua minggu setelah banjir dahsyat menewaskan lebih dari 200 orang dan meluluhlantakkan kota-kota di daerah itu.

Kontroversi soal penanganan banjir yang dilakukan pemerintah regional masih terus bergulir, dan sebuah serikat guru menuduh pemerintah terlalu membesar-besarkan jumlah siswa yang kembali dan menyerahkan tugas pembersihan kepada guru dan siswa.

Dua puluh tiga orang masih hilang di wilayah Valencia setelah hujan lebat menyebabkan sungai meluap dan gelombang air berlumpur melewati pinggiran kota yang padat penduduknya, menenggelamkan orang-orang di dalam mobil dan tempat parkir bawah tanah, serta merobohkan rumah-rumah.

Departemen Pendidikan di wilayah itu mengatakan 47 sekolah yang menampung lebih dari 22.000 anak di 14 kota yang terkena dampak dibuka kembali pada hari Senin. Minggu lalu diperkirakan sekitar 70 persen siswa di daerah yang terkena dampak paling parah akan kembali bersekolah awal pekan ini.

Peralatan kebersihan di taman bermain sekolah Juan XXII, yang diperkirakan akan dibuka dalam beberapa hari ke depan setelah hujan lebat yang memicu banjir besar di Catarroja, Valencia, Spanyol, 11 November 2024. (Eva Manez/REUTERS)
Peralatan kebersihan di taman bermain sekolah Juan XXII, yang diperkirakan akan dibuka dalam beberapa hari ke depan setelah hujan lebat yang memicu banjir besar di Catarroja, Valencia, Spanyol, 11 November 2024. (Eva Manez/REUTERS)

Sampaikan Keprihatinan, Serikat Guru: “Guru dan Ortu Harus Bersihkan Sekolah Sendiri”

Namun serikat guru regional STEPV mengatakan mereka yakin jumlah guru yang kembali pada hari Senin lebih rendah, tanpa memberikan angka alternatif. Juru bicara STEPV, Marc Candela, mengatakan banyak sekolah belum siap untuk melanjutkan pembelajaran, dan menambahkan bahwa “guru dan orang tua yang justru membersihkan sekolah dengan peralatan mereka sendiri, seperti sapu.”

Para guru menginginkan petugas kebersihan profesional yang membersihkan fasilitas-fasilitas pendidikan, seperti yang dilakukan selama pandemi COVID-19, katanya.

Para orang tua juga khawatir dengan keadaan emosi anak-anak mereka. Berbicara pada Reuters, Ketua Federasi Asosiasi Orang Tua (FAMPA), Ruben Pacheco, mengatakan “keluarga-keluarga kelelahan, menderita secara psikologis, dan tidak ada yang boleh diputuskan tanpa berkonsultasi dengan mereka agar tidak menimbulkan lebih banyak ketidaknyamanan daripada yang telah mereka derita.”

Candela mengatakan departemennya telah mengadakan kursus daring untuk para guru minggu lalu dengan rekomendasi perawatan psikologis, namun belum mengirimkan konselor tambahan. [em/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG