“Dan kita akan membuat Amerika jaya lagi. Terima kasih banyak, Tuhan memberkati kita semua,” kata Trump.
Mantan Presiden Donald Trump Selasa lalu (15/11) mengumumkan ia kembali mencalonkan diri – yang ketiga kalinya – untuk menjadi orang nomor satu di Gedung Putih.
Beberapa hari kemudian, Jaksa Agung Merrick Garland menunjuk Jack Smith sebagai jaksa khusus untuk menyelidiki apakah Trump ikut memainkan peran dalam kerusuhan di Capitol pada 6 Januari 2021, dan apakah ia membawa dan menyimpan dokumen-dokumen rahasia setelah meninggalkan Gedung Putih dua hari setelah kerusuhan itu.
“Saya ingin mengumumkan penunjukkan seorang jaksa khusus dalam kaitan dengan dua penyelidikan kriminal yang sedang berlangsung dan mendapat perhatian signifikan dari masyarakat,” ujar Garland.
Pengumuman itu disampaikan sepuluh hari setelah diketahuinya hasil pemilu paruh waktu. Partai Demokrat mengejutkan banyak pihak karena berhasil mempertahankan mayoritas, meski selisih tipis, di Senat. Sementara Partai Republik merebut kendali di DPR, juga dengan selisih tipis dari perkiraan.
Kongres yang terpecah ini berarti akan semakin sulit bagi Presiden Joe Biden, yang berasal dari Partai Demokrat, untuk meloloskan berbagai rancangan undang-undang pada dua tahun terakhir masa jabatannya.
Anggota Partai Republik yang akan menjadi Pemimpin Mayoritas di DPR Kevin McCarthy mengatakan, “Saya dengan bangga mengumumkan bahwa era kepemimpinan Partai Demokrat di Washington DC sudah berakhir.”
Mengingat kelemahan-kelemahan pemerintahan Biden – seperti meningkatnya inflasi sejak pertengahan musim panas lalu, dan anjloknya tingkat popularitas Biden hingga di bawah 40% – sebagian anggota Partai Republik menilai kandidat-kandidat yang didukung Trump tidak meraih suara sebaik yang diperkirakan.
Mantan Ketua DPR yang berasal dari Partai Republik, Paul Ryan, berbicara di program “This Week” stasiun televisi ABC hari Minggu (20/11). “Kami mungkin kalah lagi untuk jabatan di Gedung Putih dengan Trump (sebagai calon Republik). Jika ada seseorang yang tidak bernama Trump, saya kira kita akan memenangkan Gedung Putih,” tukasnya.
Sepanjang akhir pekan lalu, setelah 15 juta orang memberikan suara dalam jajak pendapat singkat, CEO Twitter Elon Musk mengaktifkan kembali akun Donald Trump. Twitter menutup akun Trump tahun 2021 setelah kerusuhan di Capitol. Tetapi menurut beberapa laporan, Trump mengatakan tidak akan kembali ke Twitter dan mempertahankan akun di platform media sosialnya Truth Social. [em/lt]
Forum