Setelah menyelesaikan tugas tambahan selama beberapa bulan di laut untuk melindungi Israel, kesatuan serbu kapal induk USS Gerald R. Ford bersiap kembali ke Amerika Serikat.
Angkatan Laut AS, pada hari Senin (1/1), mengumumkan bahwa USS Gerald R. Ford dan kapal perang pendampingnya akan diganti oleh kapal serbu amfibi USS Bataan dan dua kapal perang pendamping, yaitu USS Mesa Verde dan USS Carter Hall. Ketiganya telah berada di Laut Merah dan beberapa hari terakhir ini menuju ke Mediterania Timur.
Dalam sebuah pernyataan, Armada Keenam, komando Angkatan Laut AS yang berbasis di Eropa dan bertanggung jawab atas kapal-kapal yang berlayar di Laut Tengah, menyatakan Ford akan pulang “dalam beberapa hari mendatang.”
Ford dikirim ke Mediterania Timur agar berada dalam jarak serang dari Israel, sehari setelah serangan kelompok militan Hamas ke selatan Israel pada tanggal 7 Oktober lalu. Kapal induk itu tetap berada di Mediterania Timur, sementara kapal-kapal perang yang menyertainya berlayar ke Laut Merah di mana mereka berulangkali mencegat rudal balistik dan pesawat nirawak kelompok militan Houthi di Yaman. Menteri Pertahanan Llyod Austin sendiri telah mengunjungi Ford pada Desember lalu.
Sejak masa tugasnya diperluas ke Mediterania Timur, Ford dan kapal induk USS Dwight D. Eisenhower telah menjadi bagian dari upaya untuk mencegah meluasnya konflik ke kawasan itu akibat meletusnya perang Israel-Hamas. Eisenhower baru-baru ini berpatroli di dekat Teluk Aden, di muara Laut Merah, jalur yang begitu banyak dilalui kapal-kapal komersial, yang dalam beberapa minggu terakhir ikut diserang.
Komando Pusat Amerika (CentCom) pada Senin mengatakan beberapa helikopter dari Eisenhower dan kapal perusak USS Gravely pada hari Minggu (31/12) menanggapi panggilan darurat kapal kontainer Maersk Hangzhou yang diserang empat kapal kecil Houthi, kelompok militan yang didukung Iran.
Saat helikopter-helikopter itu merespons panggilan darurat tersebut, kapal-kapal Houthi itu menembaki mereka. Tembakan balasan helikopter-helikopter itu menenggelamkan tiga dari empat kapal Houthi dan menewaskan beberapa awaknya.
Serangan tanpa henti terhadap kapal-kapal komersial itu membuat beberapa perusahaan menangguhkan transit melalui Selat Bab el-Mandeb yang sempit dan menghubungkan Teluk Aden ke Laut Merah bagian selatan, dan terus ke Terusan Suez.
Kapal perang pendamping Bataan, Mesa Verde, merupakan kapal dermaga angkut yang membawa kurang lebih 2.000 marinir dari Unit Ekspedisi Marinir ke-26. Armada Keenam Amerika serikat mengatakan tim marinir tersebut akan menjadi “kekuatan yang mampu mendukung berbagai misi.”
Sementara kapal pendamping lainnya, USS Carter Hall, adalah kapal pendarat dermaga yang membawa kapal pendarat amfibi dan awaknya.
Carter Hall, Mesa Verde dan Bataan memiliki landasan yang memungkinkan pesawat berputar. Bataan juga dapat membawa dan mendukung pesawat-pesawat tempur F35 milik Korps Marinir, lepas landas secara vertikal. [em/ns]
Forum