Pasokan gas di Eropa stabil kecuali Moldova, kata Uni Eropa pada Kamis (2/1), sehari setelah transit gas Rusia melalui Ukraina dihentikan.
Pengiriman gas Rusia ke Eropa melalui jaringan pipa Ukraina dihentikan pada Rabu (1/1), setelah Kyiv menolak memperbarui perjanjian selama puluhan tahun yang menghasilkan miliaran dolar bagi kedua negara.
Meskipun gas Rusia menyumbang kurang dari 10 persen dari total impor gas Uni Eropa pada 2023, di mana jumlah tersebut turun dari lebih 40 persen sebelum Moskow mengirim pasukannya ke Ukraina pada 2022, beberapa anggota blok tersebut yang berada di wilayah timur masih sangat bergantung pada impor Rusia.
“Situasinya stabil dengan semua negara anggota menggunakan campuran penyimpanan musim dingin reguler dan impor dari negara ketiga, yang menyediakan pasokan stabil bagi konsumen mereka,” kata Polandia, yang baru saja menjabat sebagai presiden bergilir Uni Eropa.
“Pergeseran signifikan dalam pola impor dapat diamati, tetapi jelas bahwa ada banyak kapasitas transmisi untuk memenuhi permintaan. Tidak ada kenaikan signifikan dalam harga gas yang diamati,” kata seorang juru bicara.
Namun, situasinya mengkhawatirkan di Moldova, bekas republik Soviet yang diapit antara Ukraina dan anggota Uni Eropa, Rumania.
Hampir semua pabrik di wilayah Transnistria yang memisahkan diri dari Moldova, yang secara de facto berada di bawah kendali pasukan pro-Rusia, tidak beroperasi lagi setelah Rusia menghentikan pasokan gas karena sengketa keuangan dengan pemerintah pro Barat di Chisinau.
Kepresidenan Polandia “meminta dukungan dan koordinasi yang lebih kuat dengan pemerintah di Chisinau.”
“Tidak ada masalah keamanan pasokan,” kata pernyataan dari Komisi Uni Eropa.
“Pasokan gas telah diamankan melalui rute alternatif di Jerman dan Italia, dan melalui pengambilan dari tempat penyimpanan,” tambah pernyataan itu. [ns/jm]
Forum