Badan itu juga memperingatkan penurunan kemajuan yang dicapai di negara yang dikacaukan perang itu dengan pertolongan masyarakat internasional.
Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekontruksi Afghanistan (SIGAR) dalam laporan triwulan-nya yang diterbitkan hari Minggu (30/10) mengemukakan pemerintah Afghanistan telah kehilangan 2,2 persen wilayah yang dikuasainya dalam pertempuran tahun ini.
Dari ke-407 distrik Afghanistan, 258 distrik dikuasai pemerintah, 33 distrik dikuasai pemberontak, dan 116 distrik diperebutkan.
Ada 101 serangan orang dalam terjadi dari tanggal 1 Januari tahun 2015 hingga 19 Augustus tahun 2016 dimana oknum-oknum dari pasukan keamanan Afghanistan menyerang rekan mereka sendiri dari pasukan keamanan yang menewaskan 257 orang dan melukai 125 lainnya.
“Pasukan keamanan Afghanistan tidak mempunyai sistem pengelolaan risiko dan oleh karena itu sangat bergantung pada pasukan Amerika untuk mencegah kegagalan strategis.”
Taliban telah meningkatkan pertempuran dan serangan lain sejak Agustus dan hampir merebut kembali kota Kunduz di utara dan ibukota provinsi Helmand di selatan bulan ini.
Pemberontak terus melancarkan serangan terhadap kedua pusat perkotaan penting ini dan beberapa ibukota provinsi lain, yang memakan korban besar di pihak pasukan Afghanistan.
Insiden yang berhubungan dengan konflik telah memakan lebih dari 8.000 korban sipil di Afghanistan, termasuk lebih dari 2.500 korban jiwa dalam sembilan bulan pertama tahun 2016. [gp]
