Pasukan Israel terlibat bentrok dengan kelompok bersenjata Hamas pada Minggu (8/10). Bentrokan tersebut terjadi 24 jam setelah Hamas berhasil melakukan serangan mendadak ke Israel yang menewaskan hampir 500 orang, menjadikannya sebagai hari kekerasan paling mematikan di Israel selama 50 tahun terakhir.
Serangan terbesar ke Israel dalam beberapa dekade ini bisa menghancurkan upaya yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) untuk membentuk aliansi keamanan regional yang bisa mengancam aspirasi Palestina untuk menjadi negara dan ambisi negara pendukung utama kelompok tersebut, Iran.
Pasukan Hamas memulai serangan mereka saat fajar pada Sabtu (7/10) dengan rentetan roket besar-besaran ke Israel selatan, menutupi infiltrasi ke berbagai penjuru yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Gaza, jalur sempit yang menampung 2,3 juta warga Palestina ke Israel.
Hamas menewaskan sedikitnya 250 warga Israel dalam bentrokan sepanjang hari dan melarikan diri kembali ke Gaza dengan puluhan sandera. Lebih dari 230 warga Gaza terbunuh ketika Israel membalas dengan salah satu hari serangan balasan yang paling menghancurkan.
“Kami akan melakukan pembalasan yang besar atas hari yang jahat ini,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Sabtu (7/10).
Pasukan Israel memerangi orang-orang bersenjata Hamas sepanjang malam di beberapa bagian Israel selatan. Seorang juru bicara militer Israel mengatakan melalui media sosial bahwa situasinya belum sepenuhnya terkendali.
Eskalasi ini terjadi di tengah meningkatnya kekerasan antara Israel dan militan Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana otoritas Palestina menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas, dan ditentang oleh Hamas yang ingin Israel dihancurkan.
Tepi Barat menjadi saksi biksu atas peningkatan serangan Israel, serangan jalanan Palestina dan serangan oleh pemukim Yahudi di desa-desa Palestina. Kondisi warga Palestina semakin terpuruk di bawah pemerintahan sayap kanan Netanyahu. Upaya perdamaian terhenti selama bertahun-tahun.
‘Kami Peringatkan Anda’
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan serangan yang dimulai di Gaza akan menyebar ke Tepi Barat dan Yerusalem. Warga Gaza telah hidup di bawah blokade Israel selama 16 tahun.
Dalam pidatonya, Haniyeh menyoroti ancaman terhadap Masjid Al-Aqsa Yerusalem, kelanjutan blokade Israel terhadap Gaza dan normalisasi Israel dengan negara-negara di kawasan.
“Berapa kali kami memperingatkan Anda bahwa rakyat Palestina telah tinggal di kamp pengungsi selama 75 tahun, dan Anda menolak mengakui hak-hak rakyat kami?”
Kantor Netanyahu mengatakan kabinet keamanannya telah menyetujui langkah-langkah untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas dan Jihad Islam, kelompok militan lainnya, “selama bertahun-tahun,” termasuk memutus aliran listrik, pasokan bahan bakar dan masuknya barang ke Gaza.
Di Gaza, asap hitam, kilatan warna oranye, dan percikan api menerangi langit akibat ledakan. Drone Israel terdengar di atas.
Korban tewas dan terluka di Gaza dibawa ke rumah sakit yang rusak dan penuh sesak karena kekurangan pasokan dan peralatan medis. Kementerian Kesehatan mengatakan 232 orang tewas dan sedikitnya 1.700 orang terluka. [ah/ft]
Forum