Suatu penyelidikan internal menuduh sejumlah anggota pasukan khusus Australia secara tidak sah membunuh lebih dari 36 orang warga sipil tak bersenjata dan tahanan di Afghanistan dalam kurun 11 tahun.
Panglima Angkatan Bersenjata Australia Jenderal Angus Campbell mengungkapkan hasil investigasi khusus selama empat tahun itu dalam konferensi pers di Canberra, Kamis (19/11).
Campbell mengatakan ada bukti-bukti kredibel bahwa 25 personel pasukan khusus ambil bagian dalam kematian 39 warga Afghanistan antara tahun 2005 dan 2016, semuanya terjadi di luar “panasnya pertempuran.”
Laporan itu mencakup tuduhan bahwa pasukan tersebut terlibat dalam praktik yang disebut blooding, di mana para perwira senior akan memaksa para anggota junior menembak seorang tahanan untuk membukukan pembunuhan pertama yang dilakukan tentara bersangkutan. Para tentara junior itu kemudian akan melakukan baku tembak untuk membenarkan tindakan mereka.
Campbell mengatakan kejahatan itu berkembang dari suatu “kultur prajurit yang egois” yang menyebabkan peraturan dilanggar, “cerita-cerita dibuat, kebohongan dikatakan dan tahanan dibunuh.”
Laporan itu merekomendasikan agar 19 tentara dan mantan tentara diajukan ke Kepolisian Federal Australia untuk investigasi kriminal, dan bahwa pemerintah menawarkan kompensasi bagi keluarga para korban. Campbell juga mengatakan mereka yang dituduh dalam pembunuhan itu akan diajukan ke penyelidik khusus untuk kejahatan perang. [uh/ab]