Menurut berita yang diunggah di Twitter hari Jumat (13/11) oleh Dewan Keamanan Wilayah Kurdistan, pasukan Kurdi Peshmerga memasuki Sinjar dari segala arah untuk membersihkan kota itu dari sisa-sisa militan Negara Islam atau ISIS. Dikatakan, para pejuang Kurdi kini mengendalikan silo, pabrik semen, rumah sakit dan beberapa gedung pemerintah di Sinjar. Kelompok itu menambahkan bahwa ISIS dikalahkan dan kini berusaha melarikan diri.
Presiden Massoud Barzani, yang memimpin pemerintah daerah Kurdi di Irak, mengadakan konferensi pers hari Jumat untuk mengumumkan keberhasilan Operasi itu.
Koalisi yang didukung Amerika sejauh ini belum mengukuhkan keberhasilan operasi itu, tetapi para saksi mata yang dikutip oleh kantor berita Associated Press mengatakan para pejuang Peshmerga memegang kendali pusat kota Sinjar.
Serangan baru itu dilancarkan hari Kamis (12/11) di sepanjang jalan yang dikenal sebagai Jalan Raya 47, rute pasokan penting antara kota Mosul, Irak, yang dikuasai oleh ISIS di timur dan Raqqa, Suriah, yang diproklamirkan sebagai ibukota kelompok itu di barat.
Juru bicara Departemen Pertahanan Amerika, Peter Cook mengatakan, “Jika jalur itu memang diputus, itu artinya berpotensi memiliki dampak yang signifikan pada operasi ISIS di bagian Irak itu. Kami harus menunggu untuk melihat persisnya apa yang terjadi, dan ini bisa memakan waktu. Kami tidak punya batas tertentu waktu untuk itu . Tapi kami percaya bahwa ini akan berdampak pada ISIS, khususnya di Irak utara dan kemampuan kelompok itu untuk memasok pasukan mereka, termasuk kemampuan untuk mengirim pejuang asing baru ke kancah pertempuran.”
Meskipun ISIS kemungkinan telah mengalami kemunduran dalam operasi militer terbaru itu, para pengungsi dari Sinjar yang kini tinggal di Turki enggan buru-buru kembali ke kampung halaman mereka.
Seorang pengungsi Yazidi dari Sinjar, Hefse Abdullah mengatakan, “Militan ISIS membunuh semua pria dan anak-anak kami. Mereka menculik perempuan kami. Kami takut untuk kembali. Tidak ada damai di kota itu. Mereka menghancurkan rumah kami. Kami tidak punya apa-apa lagi di sana. Harus adalingkungan yang aman jika kami kembali. Jika tidak, kami tidak bisa kembali. Oleh karena itu kami tidak ingin kembali pada saat ini."
Kelompok Negara Islam merebut kota Sinjar bulan Agustus 2014 dan memaksa kaum Yazidi melarikan diri dari kota itu.
Pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Amerika telah melancarkan serangan udara setiap hari selama lebih dari seminggu.
Seorang pejabat Amerika mengatakan kepada VOA bahwa pasukan Peshmerga yang didukung oleh Amerika dan kekuatan udara koalisi diharapkan dapat terus bergerak maju ke selatan dengan tujuan memotong hubungan ISIS di Suriah dari berbagai wilayah kunci yang dikuasainya di Irak. [lt/uh]