Pasukan Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) pada Minggu (30/1) mengumumkan berakhirnya operasi pembersihan tentara musuh yang tersisa di sebuah penjara utama di wilayah timur laut Suriah. Perkembangan itu terjadi beberapa hari setelah mereka merebut fasilitas itu dari militan yang berafiliasi dengan kelompok ISIS.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin oleh kelompok Kurdi mengatakan mereka mengakhiri "kampanye sapu bersih di penjara al-Sina" di kota Hasakah, setelah membersihkan "kantong-kantong terakhir yang ditempati teroris ISIS."
Pengumuman pada Minggu (30/1) itu muncul empat hari setelah SDF merebut kendali fasilitas tahanan tersebut, setelah berlangsungnya bentrokan selama seminggu dengan militan ISIS. Militan itu menyerang penjara tersebut untuk berusaha membebaskan ribuan narapidana ISIS yang ditahan disana.
Para pejabat AS mengatakan setelah serangan dan bentrokan itu, para narapidana telah dipindahkan ke sebuah fasilitas lain dengan pengamanan ketat, untuk mencegah serangan lagi oleh militan ISIS.
“Ini adalah kegagalan besar ISIS yang pada akhirnya menyebabkan para tahanan dikurung di fasilitas yang lebih ketat sehingga tidak akan pernah bisa melarikan diri," kata Brigjen Isaac Peltier, komandan Satgas Gabungan Operasi Khusus-Operasi Inherent Resolve, dalam pernyataan pada Minggu (30/1).
Pusat media SDF pada Minggu (30/1) mengatakan kelompok itu akan segera mengeluarkan "pernyataan terperinci mengenai serangan yang terjadi di penjara baru-baru ini." Tapi para pemantau isu HAM Suriah mengatakan bentrokan di Hasakah itu telah menewaskan 373 orang.
Pemantau yang berbasis di Inggris itu melaporkan pada Minggu (30/1) bahwa 268 pejuang ISIS, 98 pejuang terkait SDF dan tujuh warga sipil tewas dalam pertempuran tersebut. [vm/pp]
