Pasukan revolusioner Libya mengatakan mereka telah memojokkan Laskar pendukung Gaddafi di kota asal Moammar Gaddafi, Sirte, di mana kaum sipil yang ketakutan masih berusaha untuk melarikan diri dari pertempuran sengit di jalan-jalan.
Kendaraan yang terbakar menghambat jalan-jalan hari Senin sementara tank-tank dan artileri menembaki kedudukan-kedudukan pro-Gaddafi yang menurut Laskar NTC mendesak mereka masuk dan berjubel ke dalam dua perkampungan. Hari Minggu, Laskar Dewan Transisi Nasional di Sirte merebut tiga tempat penting, yaitu rumah sakit utama kota itu, universitas dan pusat konvensi Ouagadougou yang tadinya digunakan pendukung Gaddafi sebagai basis utama operasi mereka.
Sebagian besar pasukan NTC yang menyerang Sirte berasal dari kota-kota lain, yang merupakan kekurangan mereka melawan sisa-sisa tentara Gaddafi yang sangat mengetahui liku-liku kota Sirte dengan baik. Banyak kaum sipil dari Sirte juga turut bertempur membantu Laskar yang setia kepada Gaddafi.
Di kota Bani Walid, Libya Selatan, sisa pasukan pro-Gaddafi lain, Laskar revolusioner mundur dari tengah kota setelah menghadapi tembakan gencar dari penembak tersembunyi dan perangkap, tetapi mereka masih menguasai bandar udara dan dua desa di dekatnya.
Para pejabat NTC mengatakan direbutnya Sirte akan memungkinkan mereka menyatakan negara telah dibebaskan. Karena ini akan berarti pemerintah sementara menguasai semua bandara dan pelabuhan.
Lebih dari 30 pejuang NTC tewas dan lebih dari 400 lainnya luka-luka dalam pertempuran selama tiga hari. Jumlah korban di pihak pendukung Gaddafi tidak diketahui.
Sirte terletak 360 kilometer sebelah timur ibukota Libya, Tripoli, dan menjadi pusat dukungan bagi Gaddafi. Para pejuang anti-Gaddafi telah berusaha bergerak memasuki kota itu selama tiga pekan belakangan.
