Pasukan Rusia membombardir kota-kota di bagian utara dan selatan Ukraina pada Senin (7/3), sementara pejabat-pejabat Ukraina memperingatkan bahwa Rusia mungkin bergerak lebih dekat untuk menyerbu Kyiv dan militer Rusia mengumumkan rencana terbaru yang belum terpenuhi untuk membangun koridor kemanusiaan bagi warga sipil yang terjebak invasinya.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan pasukan Rusia berfokus mengepung Kyiv, Kharkiv, Chernihiv, Sumy dan Mykolayiv. Sebuah pernyataan Senin menuduh Rusia melanggar undang-undang kemanusiaan internasional dengan menembaki warga sipil dan menciptakan krisis kemanusiaan di daerah-daerah pendudukan.
Pernyataan kementerian pertahanan Rusia menyebutkan bahwa untuk “tujuan kemanusiaan,” pasukan Rusia akan mendeklarasikan “rezim diam” mulai Senin (7/3) untuk membuka koridor bagi orang-orang untuk meninggalkan Kyiv, Kharkiv, Sumy dan Mariupol. Mereka yang meninggalkan Kyiv akan diterbangkan ke Rusia, kata pernyataan itu. Pernyataan itu menambahkan langkah itu sebagai tanggapan atas permintaan langsung dari Presiden Prancis Emmanuel Macron kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Perjanjian sebelumnya untuk membangun koridor kemanusiaan seperti itu dengan cepat berantakan, termasuk di Mariupol, di mana upaya evakuasi di kota pelabuhan yang dibombardir tersebut gagal pada Minggu (6/3) untuk hari kedua berturut-turut.
Putaran ketiga negosiasi antara Kyiv dan Moskow dijadwalkan berlangsung Senin. Delegasi Ukraina dan Rusia telah bertemu dua kali di Belarus sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiyy menuduh pasukan Rusia melakukan "pembunuhan yang disengaja" dalam pidato melalui rekaman video. Ia mengatakan siapa pun yang "melakukan kekejaman" akan dihukum.
Amerika telah “melihat laporan yang sangat kredibel tentang serangan yang disengaja terhadap warga sipil yang akan merupakan kejahatan perang,” ujar Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken dalam acara “State of the Union” di TV CNN. [ka/ab]