Kelompok teror ISIS mengklaim serangan pertamanya di Somalia awal minggu ini meskipun klaim tersebut belum bisa diverifikasi oleh militer di lapangan. Sementara itu militan al-Shabab meningkatkan serangan mereka selagi Somalia mempersiapkan pemilu akhir tahun ini.
Pihak berwenang Somalia mengatakan mereka menghadapi kebangkitan kembali pemberontak al-Shabab setelah bertahun-tahun mengalami kemajuan memukul mundur militan itu.
"Al-Shabab telah mengubah strategi operasi mereka dari pertempuran langsung menjadi menyasar pangkalan-pangkalan militer atau sasaran sipil seperti hotel sehingga mereka bisa menteror penduduk sipil," kata Abdihakim Mohamoud Haji-Faqi.
Itu termasuk serangkaian serangan-serangan bunuh diri dalam minggu-minggu terakhir ini. Banyak serangan tersebut menyasar tokoh-tokoh pemerintah di ibukota Mogadishu.
Para analis mengatakan al-Shabab telah memperluas jangkauannya ke seluruh Afrika Timur karena kelompok itu kehilangan wilayah di Somalia.
"Jadi kita melihat al-Shabab mencari pengaruh yang lebih besar contohnya di Kenya. Ada peningkatan perekrutan dan penggalangan dana lebih besar di Kenya," kata Cathy Haenlein dari Royal United Services Institute.
Kenya baru-baru ini memperingati satu tahun serangan atas Universitas Garissa ketika orang-orang bersenjata al-Shabab menewaskan 148 orang. Kenya adalah salah satu penyumbang terbesar pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika yang dikenal sebagai AMISOM.
Setelah keberhasilan pertama merebut wilayah, pihak berwenang Somalia mengatakan pasukan AMISOM sebagian besar ditarik ke barak-barak mereka tahun lalu.
Negara-negara Barat pendukung Somalia termasuk Amerika sebelumnya secara efektif membayar gaji tentara pemerintah Somalia. Uni Eropa baru-baru ini memangkas gaji bulanan yang dibayarkannya kepada tentara AMISOM.
Amerika telah melancarkan serangkaian serangan pesawat tak berawak terhadap militan al-Shabab. Pemerintah Somalia menyambut baik intervensi itu dan memperingatkan peningkatan ancaman dalam pemilihan putaran kedua yang dijadwalkan tahun ini. [my/al]