Pasukan militer Suriah telah memburu lawan-lawannya hari Senin dalam serangan brutal terhadap pemberontak anti-pemerintah setelah pengepungan 28 hari di kota Homs, Suriah tengah. Kaum sipil yang melarikan diri ke negara tetangga Lebanon mengatakan mereka takut akan dibantai dengan darah dingin.
Aktivis Mulham al-Jundi menuduh pasukan pemerintah melarang Palang Merah memasuki daerah Homs, Baba Amr, yang porak-poranda. Larangan ini sudah berlangsung empat hari berturut-turut untuk menyembunyikan kegiatan mereka disana. Lebih lanjut dikatakan Mulham, ledakan-ledakan yang terdengar di daerah itu menandakan sedang dihancurkannya rumah-rumah dan pusat-pusat penting oleh pasukan pemerintah.
Para tokoh oposisi mengatakan bahwa setelah pasukan Suriah merebut Baba Amr pekan lalu, mereka membunuh puluhan penduduk dengan gaya eksekusi dan membakar rumah-rumah sebagai pembalasan terhadap orang-orang yang mereka yakini mendukung pemberontak.
Badan pengungsi PBB mengatakan hari Senin bahwa sebanyak 2.000 warga Suriah memasuki Lebanon dalam dua hari ini, melarikan diri dari kekerasan di negara mereka. Pengungsi dari kota Qusair, Suriah utara, di provinsi Idlib, mengatakan tank-tank pemerintah menembaki rumah-rumah yang penuh orang dengan artileri. “Orang-orang yang dapat melarikan diri, melakukannya,” kata seorang perempuan. “Orang-orang yang tidak dapat lari akan mati duduk.”
Pasukan pro-Assad juga membom kota Rastan yang memberontak, di provinsi Homs. Penyerangan ini dilancarkan berturut-turut dan sudah memasuki hari kedua. Menurut para akticis, kota ini dapat menjadi sasaran serangan berikutnya bagi pasukan pemerintah Sutriah.