Pasukan pemerintah Suriah bergerak lebih jauh ke dalam kota kuno Palmyra yang dikuasai kelompok Negara Islam ((ISIS) hari Sabtu (26/3), dan merebut kembali beberapa daerah.
Lembaga pemantau hak asasi mansusia Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris dan media di wilayah Suriah melaporkan serangan udara dan gempuran artileri, dan mengatakan rentetan ledakan mengenai gedung-gedung, dan asap kelihatan mengepul dari banyak lokasi.
Observatory menggambarkan pertempuran memperebutkan kota kuno di gurun pasir itu sebagai serbuan paling berat oleh tentara Suriah dan pasukan milisi sekutunya dengan dukungan pasukan darat dan udara Rusia.
Menurut kelompok pemantau itu, pertempuran memperebutkan Palmyra, yang sekarang dalam pekan keempat, telah menjatuhkan banyak korban pada pasukan pemerintah yang kehilangan paling sedikit 10 tentara hari Sabtu. Delapan belas lainnya dilaporkan tewas hari Jumat.
Palmyra, yang dijuluki “mempelai gurun pasir,” pernah menarik puluhan ribu turis setiap tahun.
ISIS merebut kota itu dari pasukan pemerintah hanya dalam beberapa hari pada bulan Mei 2015 dan kemudian menghancurkan banyak monumen zaman Romawi yang terkenal di tempat warisan dunia UNESCO itu. [gp]