Tentara Turki dan Rusia akan memulai patroli bersama di jalan raya penting di Suriah Barat Laut hari Minggu, sebagai bagian dari gencatan senjata rapuh yang diperantarai kedua negara itu, kata menteri pertahanan Turki hari Jumat.
Hulusi Akar mengeluarkan pernyataan itu setelah para pejabat Turki dan Rusia mengakhiri pembicaraan empat hari di Ankara mengenai teknis pelaksanaan gencatan senjata untuk provinsi Idlib, Suriah.
Gencatan senjata yang dicapai pekan lalu oleh Rusia dan Turki itu, yang mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam konflik Suriah, menyerukan pembentukan koridor aman di sepanjang jalan raya M4 Suriah, yang membentang dari arah timur-barat di Idlib, dengan patroli bersama oleh pasukan Rusia dan Turki.
Berbicara kepada wartawan, Akar mengatakan delegasi Rusia dan Turki sepakat untuk “membentuk pusat koordinasi gabungan” bagi Idlib. Ia tidak memberi rincian lebih lanjut. “Harapan kami adalah gencatan senjata ini segera bersifat permanen,” lanjutnya.
Gencatan senjata tersebut menghentikan serangan udara dan darat selama tiga bulan oleh pasukan pemerintah Suriah terhadap provinsi yang dikuasai pemberontak itu. Ofensif tersebut menewaskan ratusan orang dan menyebabkan satu juta orang melarikan diri ke perbatasan Turki.
Ofensif pemerintah Suriah dukungan Rusia mencapai kemajuan signifikan di kubu pertahanan terakhir pemberontak di Suriah. Turki mengirim ribuan tentara melintasi perbatasan untuk menambah kekuatan pemberontak, menimbulkan pertempuran yang jarang terjadi antara pasukan Suriah dan Turki. [uh/ab]