Tautan-tautan Akses

Paus Fransiskus akan Angkat Isu AI di G7


Para pewarta foto mengabadikan Paus Fransiskus yang tiba di sesi diskusi mengenai kecerdasan buatan dalam pertemuan kelompok negara maju G7 di Savelletri, dekat Bari, Italia, Jumat, 14 Juni 2024. (Foto: Ludovic Marin/AFP)
Para pewarta foto mengabadikan Paus Fransiskus yang tiba di sesi diskusi mengenai kecerdasan buatan dalam pertemuan kelompok negara maju G7 di Savelletri, dekat Bari, Italia, Jumat, 14 Juni 2024. (Foto: Ludovic Marin/AFP)

Paus Fransiskus sudah tidak asing lagi dengan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Foto palsu dirinya yang mengenakan jaket puffer putih menjadi viral tahun lalu. Namun, kekhawatirannya terhadap AI lebih dari sekedar foto tersebut, dan kini ia akan berusaha mengangkat isu itu di konferensi tingkat tinggi (KTT) Kelompok Tujuh (Group of Seven/G7).

Paus Fransiskus akan berpidato di depan para pemimpin G7 pada Jumat (14/6) dalam pertemuan tahunan kelompok itu di Italia selatan. Jika terlaksana, ini akan merupakan pidato pertama seorang Paus di KTT G7.

Paus bermaksud memanfaatkan kesempatan ini untuk bergabung dengan negara-negara dan badan-badan global yang mendorong pembatasan yang lebih kuat terhadap AI menyusul booming kecerdasan buatan generatif yang dimulai oleh ChatGPT – chatbot dan asisten virtual yang dikembangkan oleh OpenAI.

Paus asal Argentina ini memanfaatkan pidato pesan perdamaian tahunannya tahun ini untuk menyerukan perjanjian internasional guna memastikan AI dikembangkan dan digunakan secara etis. Ia berargumen bahwa teknologi yang tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih sayang, belas kasihan, moralitas, dan pengampunan terlalu berbahaya untuk dikembangkan tanpa pengawasan.

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengundang Paus Fransiskus dan mengumumkan keikutsertaannya. Meloni mengetahui dampak potensial dari kekuatan bintang dan otoritas moral Paus yang bisa menyatukan kekhawatiran umum mengenai AI dan prioritas-prioritasnya mengenai perdamaian dan keadilan sosial.

“Paus adalah selebritas yang sangat istimewa,” kata John Kirton, ilmuwan politik di Universitas Toronto yang memimpin lembaga think tank G7 Research Group.

Kirton mengenang, KTT terakhir yang memiliki kekuatan luar biasa seperti ini adalah pertemuan di Gleneagles, Skotlandia, pada 2005. Pada pertemuan itu, para anggotanya memutuskan untuk menghapuskan utang 18 negara termiskin di dunia kepada Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional sebesar $40 miliar.

Pertemuan puncak tersebut didahului dengan konser Live8 di London yang menampilkan Sting, The Who dan Pink Floyd yang menarik lebih dari satu juta orang untuk menunjukkan solidaritas melawan kelaparan dan kemiskinan di Afrika.

Tidak ada tekanan terhadap para pemimpin G7 di kota Puglia, Italia. Namun, Paus Fransiskus dapat menggunakan otoritas moralnya untuk memperbarui tuntutannya akan perlindungan AI dan menyoroti ancaman terhadap perdamaian dan masyarakat yang ditimbulkan teknologi itu.

Teknologi AI generatif telah membuat dunia terpesona dengan kemampuannya dalam menghasilkan respons yang mirip dengan manusia, namun hal ini juga memicu kekhawatiran mengenai keamanan AI dan menyebabkan banyak upaya global untuk mengendalikannya.

Beberapa pihak khawatir akan risikonya bagi umat manusia karena potensinya untuk menciptakan senjata biologis baru dan meningkatkan disinformasi. Yang lain mengkhawatirkan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari, seperti diskriminasi dan penghapusan lapangan kerja. [ab/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG