Paus Fransiskus diperkirakan akan menyinggung isu-isu sensitif, termasuk krisis pengungsi Timur Tengah, perubahan iklim dan pengaruh negatif kapitalisme sewaktu ia menyampaikan pidatonya yang sangat ditunggu-tunggu dalam sidang gabungan Kongres Amerika, Kamis.
Puluhan ribu orang diperkirakan akan menyaksikan dari halaman Gedung Capitol, sementara ratusan orang akan hadir di dalam ruang sidang DPR Amerika pada saat Paus Fransiskus menyampaikan pidatonya. Fransiskus akan menjadi paus pertama yang menyampaikan pidato dalam sidang gabungan Kongres Amerika.
Paus Fransiskus telah berbicara keras mengenai bahaya yang diakibatkan ketidakadilan ekonomi dan perubahan iklim, dan Vatikan menyambut kesepakatan nuklir Iran. Pendirian paus dalam isu-isu tersebut lebih sejalan dengan pandangan Presiden Barack Obama dari kubu Partai demokrat ketimbang pandangan Partai Republik yang mendominasi kedua majelis di Kongres – Senat dan DPR.
Di Gedung Putih, Rabu, dalam pidatonya Paus Fransiskus menyerukan agar Amerika Serikat mengambil langkah segera dan membantu memperlambat laju perubahan iklim.
"Perubahan iklim adalah masalah yang kita tidak bisa lagi kita pasrahkan penanganannya ke generasi-generasi mendatang,” kata Paus.
Presiden Obama sepakat dengan paus yang mengatakan bahwa rakyat Amerika dan orang-orang di berbagai penjuru dunia memiliki kewajiban suci untuk melindungi bumi.
Pastur Thomas Reese, analis senior National Catholic Reporter, mengatakan reaksi Kongres terhadap pidato Paus Fransiskus akan terungkap. Menurutnya, jika paus mengatakan, Amerika seharusnya menyambut para imigran dan pengungsi, memperdulikan orang miskin, atau harus melindungi lingkungan, para anggota fraksi Demokrat akan bersorak dan bertepuk tangan.
Para anggota fraksi Republik, katanya, kemungkinan juga akan melakukan hal yang sama. Namun, jika mereka melakukannya, orang-orang Tea Party yang konservatif akan sangat marah.
Anggota DPR dari Partai Republik Paul Gosar mengatakan, ia akan memboikot pidato paus jika menyinggung perubahan iklim. Gosar, seorang Katolik, mengatakan, jika paus memilih untuk bertindak dan berbicara seperti politisi sayap kiri, ia akan diperlakukan seperti politisi sayap kiri.
Di kubu Demokrat, anggota DPR Luis Gutierrez membandingkan sikap welas asih Paus Fransiskus terhadap migran dengan retorika keras anti-imigran kandidat terdepan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump. Ia mengatakan, ia dan banyak sejawatnya dari Partai Demokrat, serta mayoritas warga Amerika dari berbagai agama dan aliran politik, sangat menantikan kunjungan paus, dan pernyataan-pernyataan Paus yang akan mengonter kampanye anti-imigrasi yang sangat keras yang dilontarkan Trump.
Dalam isu-isu lain, seperti penikahan gay dan aborsi, paus mungkin akan mengeluarkan pernyataan yang tidak disukai banyak anggota fraksi Demokrat. Pemimpin minoritas di DPR, Nancy Pelosi dari Partai Demokrat, adalah seorang Katolik yang taat, namun ia pendukung hak-hak reproduksi perempuan dan pernikahan gay.
Terlepas dari perdebatan di Kongres, Paus kelahiran Argentina itu mengundang kekaguman jutaan warga Amerika karena penekanannya tentang pemberantasan kemiskinan, ketimpangan pendapatan, dan bahaya kapitalisme dan perubahan iklim.
Nishi Mendis, seorang warga Amerika keturunan India, yang menyempatkan diri untuk melihat paus dalam kunjungannya ke Washington, mengatakan "Saya kira ia memiliki cara untuk mempersatukan kita semua tanpa mempersoalkan agama atau kepercayaan. Ia seolah memiliki kekuatan yang melebihi batas-batas kepercayaan.”
Paus Fransiskus akan mengunjungi Kota New York hari Jumat untuk berpidato di hadapan Majelis Umum PBB. Hari Sabtu pagi, ia akan bertolak ke Philadelphia untuk mengadakan acara World Meeting of Families yang disponsori Vatikan. [ab/uh]