Paus Fransiskus hari Selasa (31/1) tiba di ibu kota Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, sebagai bagian dari lawatan selama enam hari ke benua Arika, termasuk ke Sudan Selatan.
Kelompok-kelompok bantuan berharap lawatan Paus itu akan menyoroti dua konflik yang dilupakan dunia dan menarik kembali perhatian internasional pada beberapa krisis kemanusiaan terburuk di Afrika, di tengah berkurangnya donor dan prioritas bantuan baru pada Ukraina.
Tetapi lawatan Paus ini juga akan membuatnya berhadapan langsung dengan masa depan Gereja Katolik di Afrika. Afrika adalah satu-satunya tempat di dunia di mana umat Katolik tumbuh, dalam arti mempraktikkan keyakinan, menjawab panggilan Tuhan, dan kehidupan religius.
Hal ini membuat perjalanan Paus, yang kelima ke benua Afrika dalam 10 tahun masa kepausannya, semakin penting karena Paus berupaya meninggalkan warisan membentuk kembali gereja sebagai “rumah sakit lapangan bagi jiwa-jiwa yang terluka” di mana semua orang disambut, diterima dan menjadi tempat kebanggaan khusus bagi orang miskin. [em/lt]
Forum