Paus Fransiskus pada Rabu (15/9) mengatakan para uskup Katolik harus melayani politisi yang mendukung hak aborsi, seperti Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, dengan “belas kasih dan kelembutan,” bukan kutukan.
Paus, yang kembali ke Roma dari perjalanannya ke Slovakia, memperingatkan bahwa para pemimpin Gereja Katolik seharusnya tidak membiarkan politik masuk ke dalam ranah yang mempertanyakan apakah umat Katolik yang taat seperti Biden harus ditolak haknya untuk menerima komuni saat menghadiri misa. Namun, Paus menolak untuk memberi jawaban “ya” atau “tidak” tentang apakah Biden ditolak dalam menerima komuni, seperti yang diminta oleh beberapa uskup Katolik di Amerika.
Ia mengatakan ia tidak dapat memberi respon terlalu jauh karena tidak mengetahui dengan baik kasus yang terjadi AS untuk. Paus menegaskan kembali doktrin gereja bahwa aborsi adalah “pembunuhan.” Namun ia mengatakan para imam dan uskup harus bertindak secara pastoral, bukan dengan cara politik ketika membahas masalah apa pun yang dihadapi.
Ia kemudian menjelaskan bahwa para uskup tersebut harus menggunakan "cara Tuhan" dalam berbicara dengan umat beriman yaitu dengan cara "kepedulian, kasih sayang dan kelembutan."
"Dan apa yang harus dilakukan para pastor?" dia bertanya secara menantang, "Jadilah pastor, jangan mengutuk dan mengutuk."
Sejumlah uskup di Amerika mengeluarkan keputusan pada bulan Juni 2021 bahwa komite doktrin konferensi akan menyusun sebuah pernyataan tentang makna komuni dalam kehidupan gereja, kemudian akan mempertimbangkannya sebagai sebuah kelompok, kemungkinan pada pertemuan di bulan November mendatang. (mg/jm)