Paus Fransiskus hari Senin mendesak para pemimpin politik agar membela migran, dengan mengatakan keamanan mereka harus diutamakan daripada masalah keamanan nasional dan bahwa mereka seharusnya tidak mengalami deportasi secara kolektif.
Tantangannya kepada politisi, dalam bentuk makalah menunjukkan sikapnya yang menyeluruh atas migran dan pengungsi, membuatnya bertentangan dengan kebijakan ketat sejumlah pemerintah yang menghadapi sentimen anti-imigran yang semakin populer.
"Solidaritas harus secara konkrit dinyatakan pada tiap tahap pengalaman bermigrasi - mulai dari keberangkatan, perjalanan sampai kedatangan dan kepulangan," ujarnya dalam pesan menjelang Hari Migran dan Pengungsi Sedunia Gereja Katolik Roma.
Ia mengimbau "solusi alternatif bagi penahanan" terhadap imigran gelap dan mengatakan "pengusiran migran dan pengungsi secara kolektif dan sewenang-wenang bukanlah solusi yang tepat".
Menurut Fransiskus, migran seharusnya dilihat sebagai "sumber daya sejati bagi komunitas yang menerima mereka" dan diberi kebebasan bergerak, akses ke sarana komunikasi, akses ke keadilan dan hak sehari-hari seperti membuka rekening bank.
Anak-anak migran, menurut Paus, pantas mendapat perlindungan khusus. Mereka "harus terhindar dari segala bentuk penahanan terkait status imigrasi," akses yang dijamin atas pendidikan dasar dan menengah, serta berhak tinggal sampai dewasa.
Para pemimpin dunia harus berkomitmen pada dua perjanjian global, satu mengenai pengungsi dan lainnya mengenai migran, menjelang akhir 2018 dibawah perlindungan PBB. [ka/ii]