Paus Fransiskus menyerukan "tindakan darurat" untuk melindungi warga sipil di Irak, pada hari Rabu (29/3) dan menyebutkan pihak yang terlibat dalam pertempuran di Mosul punya kewajiban untuk melindungi warga tak berdosa, menyusul meningkatnya jumlah korban sipil.
Paus juga menyerukan perdamaian di Irak pada akhir misa mingguannya. Ia menyalami sekelompok warga Irak dengan berbagai latar agama di Lapangan Santo Petrus, mengajak mereka membantu warga Irak agar berbagai kelompok etnis dan agama di Irak bisa rekonsiliasi.
Paus Fransiskus mengatakan ia sangat khawatir dengan warga Irak yang terjebak di tengah pertempuran untuk membebaskan kembali kota Mosul dari pendudukan militan ISIS.
"Saya menyatakan duka mendalam bagi para korban konflik berdarah ini, dan saya mengulang permohonan saya agar semua orang berkomitmen untuk menggunakan segala cara demi melindungi warga sipil, ini adalah keharusan," ujarnya.
Kantor HAM PBB menyerukan kepada pasukan koalisi pimpinan AS yang melancarakan serangan udara di Mosul untuk meminimalkan korban warga sipil, dan menyebutkan setidaknya 300 warga sipil tewas sejak pertengahan Februari, termasuk 140 orang yang tewas saat serangan udara terhadap sebuah rumah pada 17 Maret lalu. PBB menyebutkan bahwa militan ISIS menggunakan warga sipil sebagai tameng dan memasang 'jebakan' bagi pasukan koalisi.
Amnesty International menyebutkan meningkatnya jumlah warga sipil yang tewas menunjukkan bahwa pasukan koalisi yang dipimpin AS tidak mengambil tindakan pencegahan yang cukup ketika membantu pasukan Irak mengambil alih Mosul, walaupun AS membantah bahwa mereka memperlonggar aturan tempur di sana. [dw]