Ratusan warga ultra nasionalis Israel hari Selasa (15/6) berpawai di Kota Tua Yerusalem.
Sebagian pakar mengatakan hal ini dapat mengancam gencatan senjata dengan Hamas dan menantang pemerintah baru Israel yang rapuh.
Polisi telah mengijinkan rute yang akan melalui Damascus Gate, tetapi tidak akan melewatinya dan hingga ke Perkampungan Muslim (Muslim Quarter). Damascus Gate atau Gerbang Damaskus adalah lokasi di mana terjadinya bentrokan antara warga Israel dan Palestina pada bulan April dan Mei lalu. Bentrokan itu meluas ke kompleks Masjid Al Aqsa, sebuah situs yang dianggap suci oleh warga Muslim dan Yahudi.
Ketegangan pada Mei lalu itu memicu Hamas meluncurkan roket ke Israel dan menimbulkan perang selama 11 hari yang menewaskan 250 warga Palestina dan 13 warga Israel.
Terlepas dari kekhawatiran bahwa pawai kelompok ultra-nasioalis Israel ini sebagai langkah provokatif, akan sulit bagi pemerintah baru Israel untuk membatalkannya. Terlebih karena pemerintah baru ini mencakup partai-partai dari beragam spektrum politik, termasuk sebuah partai kecil Arab.
Pemimpin Partai Raam yang menjadi anggota koalisi pemerintah Israel, Mansour Abbas, mengatakan para pengunjuk rasa berniat mengganggu pemerintahan baru. “Saya menyerukan kepada semua pihak untuk tidak terseret ke dalam eskalasi dan menjaga upaya mengendalikan diri secara maksimal,” ujarnya.
Hamas telah meminta warga Palestina untuk menentang pawai itu.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menyerukan untuk menghindari gesekan guna melindungi keselamatan “Yahudi dan Arab.”
Ada beberapa laporan tentang pelepasan balon berisi kain terbakar yang diluncurkan dari Gaza ke Israel untuk memprotes pawai itu. [em/lt]