Tautan-tautan Akses

PBB: 8.000 Anak Tewas atau Cacat dalam Konflik Bersenjata Sepanjang 2021


Seorang anak pengungsi asal Sudan Selatan duduk di atas terpal di luar tenda pengungsi di pusat penampungan Impevi di utara Uganda, pada 9 Juni 2017. (Foto: AP/Ben Curtis)
Seorang anak pengungsi asal Sudan Selatan duduk di atas terpal di luar tenda pengungsi di pusat penampungan Impevi di utara Uganda, pada 9 Juni 2017. (Foto: AP/Ben Curtis)

Saat mempresentasikan laporan tahunan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa (19/7), Utusan Khusus Untuk Anak-Anak dan Konflik Bersenjata, Virginia Gamba, mengatakan, “delapan ribu anak tewas atau cacat selama tahun 2021, menjadikannya pelanggaran berat yang paling banyak terjadi di antara pelanggaran berat lainnya.”

Penggunaan bahan peledak sisa perang, alat peledak rakitan, dan ranjau darat, katanya, “memiliki dampak yang sangat menghancurkan dan menjadi penyebab jatuhnya seperempat korban anak-anak ini.” Ia menambahkan bahwa, “penggunaan senjata peledak di daerah berpenduduk juga sangat membahayakan anak-anak.”

PBB memverifikasi hampir 24.000 pelanggaran berat, dengan lebih dari 19.000 korban di kalangan anak-anak.

Pelanggaran berat lainnya mencakup perekrutan dan penggunaan anak-anak untuk, di dan oleh pihak-pihak dalam konflik bersenjata, menolak akses kemanusiaan bagi anak-anak, penculikan dan pemerkosaan, serta bentuk-bentuk kekerasan seksual lainnya.

Ketika menyampaikan beberapa rekomendasi, Gamba mengatakan “penting agar operasi PBB di lapangan diberi mandat, staf dan dana yang memadai untuk melakukan pemantauan, pelaporan, komunikasi dengan pihak-pihak, mengembangkan rencana aksi bersama, memberikan bantuan teknis pada penandatangan untuk tujuan implementasi, dan melakukan kegiatan lain yang kerap dilakukan, seperti intervensi penyelamatan dan memastikan pembebasan anak-anak dari konflik.”

Utusan Khusus itu juga melaporkan beberapa tanda harapan dan pemulihan selama tahun 2021 lalu. Ia mengatakan, “pembebasan dan reintegrasi anak-anak adalah salah satu hasil paling nyata dari pekerjaan kita bersama, dan lebih dari 12.200 anak telah dibebaskan dari kelompok dan pasukan bersenjata tahun lalu, seringkali karena mengikuti nasihat PBB. Jumlah ini tetap stabil selama lima tahun terakhir, yang merupakan suatu pencapaian besar.”

Kepala UNICEF Cahterine Russell mendesak negara-negara anggota untuk “berbuat lebih banyak.” [em/rd]

Forum

XS
SM
MD
LG