PBB mendesak pemerintah Ethiopia untuk menandatangani kesepakatan untuk mencegah konflik terkait kekerasan seksual.
Berbicara kepada wartawan di New York, Selasa malam (7/12), Juru Bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric mengatakan, Pramila Patten, perwakilan khusus Sekjen PBB untuk kekerasan seksual dalam konflik menyatakan "keprihatinan mendalam" atas laporan mengenai serangan-serangan yang menarget perempuan, anak perempuan, anak laki-laki dan laki-laki di Tigray, Afar dan Amhara.
"Patten mencatat bahwa kebrutalan ekstrem dan kekerasan seksual telah menjadi ciri khas konflik di Tigray," kata Dujarric, Selasa (7/12).
Menurut Dujarric, Patten mengulangi seruannya kepada pihak-pihak dalam konflik di Ethiopia untuk mengakhiri permusuhan sehingga membuka jalan bagi terciptanya upaya gencatan senjata dan pembangunan perdamaian yang inklusif secara gender. Puluhan ribu orang tewas dalam perang yang meletus sejak November 2020 antara pasukan Ethiopia dan pasukan Tigray yang telah lama mendominasi pemerintahan nasional sebelum Perdana Menteri Abiy Ahmed menjabat pada 2018. [ab/lt]