Badan kemanusiaan PBB hari Rabu (20/3) melaporkan sebanyak hampir 18 juta orang kini menghadapi krisis pangan akibat perang sipil di Sudan yang terus berlangsung selama hampir satu tahun. Puluhan ribu anak di antaranya bahkan berisiko meninggal dunia akibat malnutrisi.
Direktur Operasional dan Advokasi UNOCHA, Edem Wosornu, menyebut laporan salah satu lembaga donor bahwa sekitar 222.000 anak berisiko mengalami itu dalam beberapa minggu dan beberapa bulan ke depan, khususnya di wilayah dengan intensitas konflik yang tinggi.
“Sebuah teragedi kemanusiaan sedang berlangsung di Sudan akibat lambatnya dan kurangnya perhatian internasional. Sederhananya, kita telah mengecewakan rakyat Sudan,” ujar Wosornu.
Badan-badan bantuan kemanusiaan mengatakan bahwa mereka menginginkan pertempuran di Sudah dihentikan, pendanaan yang lebih banyak, serta akses yang aman dan tidak terbatas ke semua komunitas yang membutuhkan untuk mencegah krisis yang lebih besar.
PBB telah mengajukan permohonan bantuan 2,7 miliar dolar AS untuk Sudan tahun ini, namun hanya menerima 133 juta dolar AS. Kekurangan dana mempersulit operasional pemberian bantuan.
Krisis Sudan dimulai pada April 2023 antara panglima militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah Burhan, dan Mohamed Hamdan Dagalo yang memimpin paramiliter Pasukan Dukung Cepat. Kedua jenderal sebelumnya bersekutu dalam pemerintahan transisi Sudan pascakudeta tahun 2021, tetapi sekarang mereka saling berebut kekuasaan.
Perang telah menewaskan ribuan orang, krisis pengungsi dan kekerasan dalam skala besar, terutama terhadap komunitas nonArab di wilayah Darfur. [ti/ka]
Forum