Tautan-tautan Akses

PBB: Anak-anak Yaman Paling Menderita Dalam Konflik 5-Tahun


Seorang perawat sedang menimbang seorang anak penderita gizi buruk di pusat penangangan malnutrisi di Sanaa, Yaman, 7 Oktober 2018.
Seorang perawat sedang menimbang seorang anak penderita gizi buruk di pusat penangangan malnutrisi di Sanaa, Yaman, 7 Oktober 2018.

PBB mengatakan, Senin (15/4), konflik lima tahun di Yaman menyebabkan "jumlah besar korban" anak-anak di negara itu, dengan ribuan tewas, cacat dan direkrut untuk berperang sejak konflik itu dimulai.

"Dampak dari konflik ini pada anak-anak sangat mengerikan," kata Virginia Gamba, perwakilan khusus PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata pada pertemuan Dewan Keamanan. "Semua pihak dalam konflik telah bertindak dan bereaksi secara militer terhadap berbagai peristiwa yang mengakibatkan penggunaan dan penyiksaan anak-anak dalam berbagai cara."

Sejak pemantauan dimulai di Yaman pada April 2013 (sebelum konflik sepenuhnya meletus ) hingga akhir 2018, Gamba mengatakan lebih dari 7.500 anak terbunuh dan cacat, lebih dari 3.000 dikukuhkan telah direkrut atau digunakan dan lebih dari 800 kasus penolakan akses kemanusiaan anak-anak, telah didokumentasikan.

Gamba mengatakan anak-anak dilaporkan direkrut secara paksa dari sekolah, panti asuhan dan komunitas untuk bertempur di garis depan, mengatur pos pemeriksaan, mengirim perbekalan atau mengumpulkan intelijen.

Tahun lalu, lebih dari separuh anak-anak yang direkrut berusia di bawah 15 tahun. Selama periode itu, PBB mengatakan lebih dari 200 anak terbunuh dan cacat ketika digunakan oleh pihak-pihak yang bertikai.

Gamba menyebut pemberontak Houthi yang berpihak pada Iran sebagian besar merekrut anak-anak, diikuti oleh pasukan Perlawanan Rakyat, Angkatan Bersenjata Yaman dan al-Qaeda di Semenanjung Arab.

"Angka yang saya sajikan kepada Anda hari ini hanya merupakan sebagian kecil dari pelanggaran yang dilakukan terhadap anak-anak di Yaman," katanya kepada anggota dewan.

Selain membahayakan tentara anak-anak, Gamba mengatakan lebih dari 7.500 anak-anak terbunuh dan cacat antara 2013 dan 2018, hampir setengah dari korban jiwa disebabkan oleh serangan udara koalisi Arab Saudi.

Sebanyak 40 persen korban lainnya berasal dari pertempuran darat, termasuk penembakan dan mortir. Gamba mengatakan pemberontak Houthi sebagian besar disalahkan untuk itu, diikuti oleh pasukan pemerintah Yaman.

Ini bukan pertama kalinya PBB menyebut koalisi yang dipimpin Arab Saudi atau Houthi karena membahayakan anak-anak Yaman. Namun meskipun kedua belah pihak mengatakan menghindari mencelakakan warga sipil, jumlah korban terus meningkat. [my]

XS
SM
MD
LG