Dalam peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia, PBB menyerukan penghentian serangan yang secara sengaja menarget warga sipil dan petugas kemanusiaan yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk membantu banyak orang yang putus asa dan terperangkap dalam perang.
Tanggal 19 Agustus adalah hari dimana PBB menjadi lebih kritis atas misi yang dijalankannya. Pada tanggal 19 Agustus 2003 kantor PBB di Baghdad, Irak, dibom dan menewaskan kepala misi PBB Sergio Vierra de Mello dan 21 orang lainnya.
Mona Rishmawi yang bekerja sebagai penasehat agenda HAM de Mello selama dalam serangan teroris itu karena ia terlambat mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Sergio. Mona mengatakan pada VOA, ledakan dahsyat yang menghancurkan hotel Canal, menewaskan 22 orang dan melukai banyak lainnya itu merupakan titik balik bagi misi PBB. Ditambahkannya, PBB menutup komunikasi terbuka yang dilakukan dengan orang-orang yang dilayaninya dan menjadi lebih protektif.
“Ini adalah pertama kalinya kami menyadari bahwa kami bisa menjadi sasaran yang sangat serius. Kami mulai lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaan kami dan misi kemanusiaan, terutama bantuan kemanusiaan. Karena bantuan kemanusiaan diberikan pada orang yang paling membutuhkan,” kata Rishmawi.
Lima tahun setelah peristiwa tragis itu, Majelis Umum PBB mengadopsi sebuah resolusi yang menjadikan tanggal 19 Agustus sebagai Hari Kemanusiaan Sedunia untuk menghormati pekerja bantuan yang telah mempertaruhkan nyawa mereka untuk melayani orang lain.
Untuk memperingati hal itu PBB kini memusatkan perhatian pada aksi kekerasan terhadap petugas dan fasilitas layanan kesehatan, dan implikasinya pada warga. PBB melaporkan ada 302 serangan, yang menewaskan 418 orang tahun lalu. Sebagian besar terjadi di Suriah. [em]