PBB mengatakan faksi-faksi politik penting di Yaman, termasuk milisi Syiah yang merebut kekuasaan pemerintah Sana’a pekan lalu, sepakat untuk melanjutkan pembicaraanyang bertujuan untuk menyelesaikan krisis politik, hari Senin (9/2).
Utusan PBB Jamal Benomar mengumumkan pembicaraan baru hari Minggu (8/2), dua hari setelah laskar Houthi membubarkan parlemen dan menciptakan pemerintah sementara untuk mengisi kevakuman akibat tergulingnya Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi yang didukung Barat.
Dalam pernyataan hari Minggu, Sekjen PBB Ban Ki-moon menyambut baik pembicaraan itu dan meminta kepada semua pihak agar berunding dengan jujur dan dalam semangat kompromi.
Para pemimpin Houthi telah menggambarkan pengambil-alihan itu sebagai satu cara untuk menghindarkan ancaman kehadiran kuat al-Qaida di Yaman timur dan selatan.
Tetapi, hari Sabtu sementara ribuan orang Yaman yang memrotes turun ke jalan-jalan di beberapa kota utama penting,negara-negara tetangga Yaman di Teluk Persia mengutuk pengambil-alihan itu sebagai kudeta.