Jepang memiliki jumlah penduduk tertua di dunia; 30 persen warga Jepang adalah warga lanjut usia. Sebuah laporan baru PBB menyatakan, pada pertengahan abad ini 64 negara di dunia akan mencapai persentase itu.
Kepala Badan Pembangunan dan Penduduk PBB Jose Miguel Guzman memuji peningkatan umur panjang sebagai salah satu pencapaian terbaik manusia Penulis laporan baru tentang penuaan itu memuji rentang kehidupan yang lebih panjang berkat perbaikan gizi, sanitasi, kemajuan medis, layanan kesehatan yang lebih baik, pendidikan, dan kesejahteraan ekonomi. Tetapi, umur panjang, menurut Jose Miguel Guzman, juga menimbulkan beberapa tantangan.
Ia mengatakan, “Jumlah penduduk yang berusia lanjut juga berarti peningkatan tuntutan bagi jaminan pendapatan serta layanan kesehatan dan perawatan jangka panjang, yang menciptakan tantangan-tantangan sosial-ekonomi yang besar, yang harus dijawab lewat kebijakan politik yang kuat dan kebijakan sosial yang tepat.”
Laporan itu menyebutkan, penduduk di seluruh kawasan di dunia menua. Peningkatan jumlah penduduk berusia lanjut paling besar adalah di negara-negara berkembang, di mana kini orang hidup hingga rata-rata 68 tahun dan diperkirakan akan hidup hingga usia 74 tahun pada 2050. Tingkat harapan hidup di negara-negara maju adalah 78 tahun, di mana anak yang baru dilahirkan sekarang diperkirakan akan hidup hingga usia 83 tahun.
Richard Blewett, pejabat eksekutif HelpAge Internasional mitra publikasi laporan PBB itu, mengatakan, orang lanjut usia di banyak negara tidak lagi dilihat sebagai aset ekonomi.
“Beberapa negara tidak menjawab harapan warga lanjut usia dan mereka seharusnya bisa bekerja lebih baik. Apa yang dibutuhkan adalah visi jangka panjang dan itikad politik yang kuat serta skala prioritas yang jelas,” ujarnya.
Richard Blewett mengatakan, 67 persen warga lanjut usia yang ikut serta dalam jajak pendapat untuk penulisan laporan itu mengatakan, tantangan terbesar mereka adalah diskriminasi pekerjaan. Tetapi, ia mencatat beberapa negara mulai melihat manfaat dari keberadaan warga lanjut usia. Afrika Selatan memberlakukan program sosial pensiun dan Brazil meloloskan undang-undang HAM bagi warga lansia. Di Tiongkok ada peningkatan jumlah warga lansia di pedalaman yang merawat cucu mereka karena orang tuanya pindah ke kota untuk bekerja.
Langkah-langkah lebih signifikan, termasuk memperbarui sistem jaminan sosial di negara-negara maju agar merefleksikan warga lansia, dan menciptakan jaring pengaman sosial di negara-negara berkembang di mana dukungan keluarga secara tradisional mulai berkurang.
Laporan ini menyebutkan, hal paling efektif dan manusiawi yang dapat dilakukan masyarakat bagi kaum lansia adalah menjamin kesehatan mereka agar bisa tetap aktif.
Kepala Badan Pembangunan dan Penduduk PBB Jose Miguel Guzman memuji peningkatan umur panjang sebagai salah satu pencapaian terbaik manusia Penulis laporan baru tentang penuaan itu memuji rentang kehidupan yang lebih panjang berkat perbaikan gizi, sanitasi, kemajuan medis, layanan kesehatan yang lebih baik, pendidikan, dan kesejahteraan ekonomi. Tetapi, umur panjang, menurut Jose Miguel Guzman, juga menimbulkan beberapa tantangan.
Ia mengatakan, “Jumlah penduduk yang berusia lanjut juga berarti peningkatan tuntutan bagi jaminan pendapatan serta layanan kesehatan dan perawatan jangka panjang, yang menciptakan tantangan-tantangan sosial-ekonomi yang besar, yang harus dijawab lewat kebijakan politik yang kuat dan kebijakan sosial yang tepat.”
Laporan itu menyebutkan, penduduk di seluruh kawasan di dunia menua. Peningkatan jumlah penduduk berusia lanjut paling besar adalah di negara-negara berkembang, di mana kini orang hidup hingga rata-rata 68 tahun dan diperkirakan akan hidup hingga usia 74 tahun pada 2050. Tingkat harapan hidup di negara-negara maju adalah 78 tahun, di mana anak yang baru dilahirkan sekarang diperkirakan akan hidup hingga usia 83 tahun.
Richard Blewett, pejabat eksekutif HelpAge Internasional mitra publikasi laporan PBB itu, mengatakan, orang lanjut usia di banyak negara tidak lagi dilihat sebagai aset ekonomi.
“Beberapa negara tidak menjawab harapan warga lanjut usia dan mereka seharusnya bisa bekerja lebih baik. Apa yang dibutuhkan adalah visi jangka panjang dan itikad politik yang kuat serta skala prioritas yang jelas,” ujarnya.
Richard Blewett mengatakan, 67 persen warga lanjut usia yang ikut serta dalam jajak pendapat untuk penulisan laporan itu mengatakan, tantangan terbesar mereka adalah diskriminasi pekerjaan. Tetapi, ia mencatat beberapa negara mulai melihat manfaat dari keberadaan warga lanjut usia. Afrika Selatan memberlakukan program sosial pensiun dan Brazil meloloskan undang-undang HAM bagi warga lansia. Di Tiongkok ada peningkatan jumlah warga lansia di pedalaman yang merawat cucu mereka karena orang tuanya pindah ke kota untuk bekerja.
Langkah-langkah lebih signifikan, termasuk memperbarui sistem jaminan sosial di negara-negara maju agar merefleksikan warga lansia, dan menciptakan jaring pengaman sosial di negara-negara berkembang di mana dukungan keluarga secara tradisional mulai berkurang.
Laporan ini menyebutkan, hal paling efektif dan manusiawi yang dapat dilakukan masyarakat bagi kaum lansia adalah menjamin kesehatan mereka agar bisa tetap aktif.