Perserikatan Bangsa-Bangsa bersama pemerintah Lebanon pada Selasa (7/1) mengajukan permohonan bantuan kemanusiaan tambahan senilai US$371,4 juta untuk masyarakat yang terdampak konflik antara Israel dan Hizbullah.
Seruan tersebut merupakan tambahan dari seruan bantuan awal sebesar $426 juta yang diluncurkan pada Oktober, saat perang besar antara kedua pihak pecah dan memaksa ratusan ribu warga di Lebanon mengungsi dari rumah mereka.
Menurut PBB, seruan awal tersebut berhasil mengumpulkan sekitar $250 juta.
Setelah hampir satu tahun terjadi saling serang lintas perbatasan—dipicu oleh Hizbullah sebagai reaksi atas perang di Gaza—Israel meningkatkan serangan udara pada September, lalu mengirim pasukan ke wilayah Lebanon.
Perang yang berlangsung dua bulan telah menewaskan pemimpin berpengaruh Hizbullah, Hassan Nasrallah, beserta sejumlah tokoh lainnya, sebelum akhirnya kesepakatan gencatan senjata dicapai dan mulai berlaku pada akhir November lalu.
“Meski penghentian permusuhan memberi harapan, lebih dari 125.000 orang masih telantar, sementara ratusan ribu lainnya menghadapi tantangan besar untuk membangun kembali kehidupan mereka,” kata Imran Riza, Koordinator Kemanusiaan PBB di Lebanon, dalam pernyataan pada Selasa.
Pendanaan tambahan “sangat dibutuhkan untuk mempertahankan upaya penyelamatan nyawa dan mencegah situasi yang sudah genting ini semakin buruk,” tambahnya.
Seruan bantuan ini utamanya ditujukan bagi sekitar satu juta warga Lebanon, pengungsi Suriah, serta pengungsi Palestina yang terdampak konflik, guna membiayai bantuan darurat selama tiga bulan hingga Maret 2025.
Menurut data PBB, sejak gencatan senjata antara Israel dan Lebanon dimulai pada 27 November, lebih dari 800.000 pengungsi di Lebanon sudah bisa kembali ke rumah masing-masing. [th/uh]
Forum