Sekjen PBB Ban Ki-moon hari Kamis (10/7) menyerukan segera gencatan senjata segera dalam konflik Israel dengan militan Hamas di Gaza, tapi tak satu pihakpun menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan serangannya.
Sekjen PBB mengatakan dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan bahwa Israel dan Hamas "harus menahan diri sekuat mungkin" untuk mengakhiri pertempuran.
Selagi pesawat-pesawat tempur Israel menyerang tanpa henti ratusan sasaran di Gaza pada hari ketiga, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kepada sebuah komite parlemen bahwa gencatan senjata "tidak termasuk dalam rencana."
Hamas terus menembak roket-roket ke kota-kota utama Israel, Tel Aviv dan Jerusalem, meskipun negara Yahudi itu mengatakan sistem pertahanan misil 'Iron Dome' atau Kubah Besi telah mencegat banyak roket yang masuk.
Israel melaporkan tidak ada korban jiwa, sementara para pejabat Palestina mengatakan korban tewas di Gaza akibat serangan Israel mencapai sedikitnya 85 militan dan warga sipil.
Sekjen PBB Ban menyesalkan tewasnya warga sipil di Gaza.
"Saya terus mengecam bertambahnya korban tewas warga sipil di Gaza. Sekali lagi, warga sipil Palestina terjebak antara Hamas yang tidak bertanggung jawab dan tanggapan Israel yang keras," kata Ban Ki-moon.
Militer Israel mengatakan serangan udara menghantam 320 sasaran hari Kamis, yang dipusatkan pada jaringan terowongan bawah tanah dan situs-situs peluncuran roket.
Presiden Palestina Mahmud Abbas menuduh Israel melakukan "genosida". Jilatan api dan asap tebal memenuhi langit di Gaza.
Para pejabat Israel mengatakan serangan udara akan terus berlanjut selama Hamas menembakkan roket ke Israel. Sirene serangan udara terdengar di kota-kota dan beberapa warga Israel terlihat berlutut di pinggir jalan, tangan mereka menutupi kepala.
Di Beijing, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan Amerika Serikat "akan melakukan segala upaya untuk membantu mengakhiri kekerasan." John Kerry mengatakan AS mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri terhadap serangan roket dan Hamas, kata Kerry, "menolak, semua desakan, untuk menghindari kekerasan."
Kekerasan di wilayah ini meningkat sejak pembunuhan tiga pelajar Yahudi bulan lalu dan pembunuhan seorang remaja Palestina yang diduga sebagai serangan balas dendam.