MARKAS PBB, NEW YORK —
Dalam penjelasan singkat kepada DK PBB, Wakil Sekjen PBB Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Valerie Amos hari Jumat mengatakan situasi di Suriah “mencekam dan mengerikan”. Pertempuran meningkat di seluruh negeri sementara musim dingin makin dekat, sehingga warga sipil terancam bahaya kesulitan yang lebih besar.
Amos mengatakan seruan kompak DK tiga minggu lalu kepada semua pihak agar tidak menghalangi para pekerja kemanusiaan umumnya diabaikan. PBB serta badan-badan mitranya masih belum mampu mencapai 2,5 juta warga yang terperangkap di daerah-daerah yang sulit terjangkau.
“Kita memerlukan jeda kemanusiaan secepatnya di semua lokasi dimana masyarakat disandera oleh satu pihak atau pihak lainnya dalam konflik itu, agar kita bisa memberikan makanan obat-obatan dan tempat berlindung. Warga harus diperbolehkan pindah ke daerah-daerah yang lebih aman tanpa takut diserang,” seru Amos.
Amos menghimbau pemerintah untuk mencabut hambatan birokrasi bagi operasi-operasi kemanusiaan, termasuk yang berkaitan dengan pemberian visa bagi pekerja bantuan.
Amos mengatakan pertempuran antara ratusan kelompok oposisi yang bersenjata menjadikan situasi di lapangan makin rumit dan berbahaya dan menutup jalur-jalur bantuan kemanusiaan. Ia menambahkan penculikan terhadap pekerja bantuan dan pembajakan truk-truk bantuan makin sering terjadi.
“Saya harus tekankan bahwa tanpa tekanan nyata dan berkelanjutan dari DK terhadap pemerintah Suriah dan kelompok-kelompok oposisi di lapangan, mustahil bisa dicapai kemajuan,” demikian Amos menegaskan.
Amos juga menekankan kebutuhan mendesak akan dana yang lebih besar dengan mengatakan permohonan dana 1 miliar dolar lebih, baru sekitar separuhnya terpenuhi, sementara kebutuhan meningkat dengan makin dekatnya musim dingin.
Lebih dari 100 ribu orang telah tewas sejak konflik di Suriah dimulai 2,5 tahun lalu. PBB mengatakan jutaan orang kehilangan tempat tinggal atau melarikan diri ke negara-negara tetangganya.
Amos mengatakan seruan kompak DK tiga minggu lalu kepada semua pihak agar tidak menghalangi para pekerja kemanusiaan umumnya diabaikan. PBB serta badan-badan mitranya masih belum mampu mencapai 2,5 juta warga yang terperangkap di daerah-daerah yang sulit terjangkau.
“Kita memerlukan jeda kemanusiaan secepatnya di semua lokasi dimana masyarakat disandera oleh satu pihak atau pihak lainnya dalam konflik itu, agar kita bisa memberikan makanan obat-obatan dan tempat berlindung. Warga harus diperbolehkan pindah ke daerah-daerah yang lebih aman tanpa takut diserang,” seru Amos.
Amos menghimbau pemerintah untuk mencabut hambatan birokrasi bagi operasi-operasi kemanusiaan, termasuk yang berkaitan dengan pemberian visa bagi pekerja bantuan.
Amos mengatakan pertempuran antara ratusan kelompok oposisi yang bersenjata menjadikan situasi di lapangan makin rumit dan berbahaya dan menutup jalur-jalur bantuan kemanusiaan. Ia menambahkan penculikan terhadap pekerja bantuan dan pembajakan truk-truk bantuan makin sering terjadi.
“Saya harus tekankan bahwa tanpa tekanan nyata dan berkelanjutan dari DK terhadap pemerintah Suriah dan kelompok-kelompok oposisi di lapangan, mustahil bisa dicapai kemajuan,” demikian Amos menegaskan.
Amos juga menekankan kebutuhan mendesak akan dana yang lebih besar dengan mengatakan permohonan dana 1 miliar dolar lebih, baru sekitar separuhnya terpenuhi, sementara kebutuhan meningkat dengan makin dekatnya musim dingin.
Lebih dari 100 ribu orang telah tewas sejak konflik di Suriah dimulai 2,5 tahun lalu. PBB mengatakan jutaan orang kehilangan tempat tinggal atau melarikan diri ke negara-negara tetangganya.