Tautan-tautan Akses

PBB: Situasi Memburuk di Myanmar Picu Pengungsian 


Rumah yang hancur terbakar menyusul pertempuran antara pihak militer Myanmar dan kelompok Tentara Arakan Army di sebuah desa di wilayah Minbya, negara bagian Rakhine, Myanmar, pada 21 Mei 2024. (Foto: AFP)
Rumah yang hancur terbakar menyusul pertempuran antara pihak militer Myanmar dan kelompok Tentara Arakan Army di sebuah desa di wilayah Minbya, negara bagian Rakhine, Myanmar, pada 21 Mei 2024. (Foto: AFP)

Stéphane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, pada Rabu (21/8), mengatakan bahwa situasi yang memburuk di wilayah bagian utara di Shan, Mandalay, dan di negara bagian Rakhine di Myanmar, telah memicu pengungsian warga.

Dujarric mengatakan kepada wartawan di New York bahwa berbagai laporan menunjukkan “permusuhan yang meningkat di Rakhine telah menimbulkan korban dan pengungsian baru, khususnya di Kota Maungdaw, di perbatasan dengan Bangladesh.”

Pada 5 Agustus, sekitar 20.000 orang dikabarkan mengungsi dari tiga wilayah di pusat kota Maungdaw.

“Ada juga laporan tentang lebih banyak orang yang menyeberang ke Bangladesh,” kata Dujarric.

Ia menambahkan, “Di bagian utara Shan, telah terjadi lagi pertempuran sejak akhir Juni, dengan perkiraan 33 ribu orang mengungsi dari empat kota. Ada juga laporan mengenai korban warga sipil; rumah-rumah dan bangunan lain yang juga telah hancur menurut informasi yang kami terima.”

Hujan monsun yang lebat sejak akhir Juni memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan, lanjut Dujarric dan menambahkan, “Sekitar 393 ribu lelaki, perempuan dan anak-anak telah terdampak oleh banjir.”

Rencana Kebutuhan dan Tanggapan Kemanusiaan 2024, yang bertujuan untuk menjangkau sekitar 5,3 juta orang di berbagai penjuru negara itu berfokus pada para pengungsi, daerah-daerah konflik yang sulit dijangkau, dan berbagai lokasi dengan kebutuhan yang paling parah, kata Dujarric.

Namun, menurutnya, “dari $993 juta yang kami perlukan untuk melaksanakan rencana ini, kami baru menerima 23 persen, yang artinya sekitar $225 juta dolar di bank.”

Dujarric menyimpulkan, “Terlepas dari berbagai tantangan, sekitar 2,1 juta orang di Myanmar dijangkau oleh PBB dan mitra-mitra kemanusiaan lainnya pada paruh pertama tahun ini. Mereka menerima bantuan seperti bahan makanan, bantuan kesehatan, nutrisi, air dan sanitasi. Lebih banyak lagi sumber daya yang sangat diperlukan agar para mitra dapat memberi tanggapan terhadap kebutuhan yang kian besar dalam krisis ini.” [uh/lt]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG