Hujan yang sangat deras dan banjir di Pakistan telah menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menimbulkan dampak pada lebih dari 33 juta jiwa, membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal, serta meluasnya kerusakan dan kehancuran rumah dan sejumlah infrastruktur lainnya.
Perkiraan akan tibanya lebih banyak hujan pada bulan depan mendorong lembaga-lembaga bantuan untuk bertindak.
Badan pengungsi PBB (UNHCR) melaporkan tiga dari sembilan penerbangan terjadwal pertama yang membawa tikar tidur, peralatan dapur, terpal dan perlengkapan lainnya telah tiba di Pakistan pada Senin (5/9) lalu.
Enam penerbangan lainnya, yang juga membawa bantuan, dijadwalkan meninggalkan Dubai pada Rabu (7/9) dan Kamis (8/9).
Direktur UNHCR untuk wilayah Asia dan Pasifik, Indrika Ratwatte, mengatakan tenda dan barang bantuan inti lainnya akan diangkut dengan truk dari Uzbekistan ke Pakistan.
Ia menambahkan bahwa sekitar 50.000 orang yang sudah lebih dulu mengungsi dari wilayah yang paling parah dilanda banjir telah diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan. Ia mengatakan kondisinya kini sangat mendesak untuk menjangkau masyarakat “di lokasi,” yang dekat dengan rumah mereka.
“Mereka tidak mau pergi dari daerah itu karena semua yang tersisa ada di sana. Kerawanan pangan akan menjadi masalah besar karena tanaman pangan telah hancur, dan hanya ada sedikit yang tersisa di pekarangan rumah mereka. Jadi yang kami harus lakukan sekarang adalah mendistribusikan bantuan ke lokasi-lokasi itu,” ujar Ratwatte.
Ratwatte mengatakan UNHCR mengirim semua bantuan kemanusiaan yang ada di negara itu untuk membantu sekitar 420.000 pengungsi Afghanistan yang paling terpukul dan komunitas Pakistan yang menampung mereka. Diperkirakan terdapat sekitar 1,3 juta pengungsi Afghanistan yang saat ini terdaftar di Pakistan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengirimkan obat-obatan esensial, alat pemurnian air, tanki-tanki air, tenda, dan pasokan darurat lainnya. Juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, mengatakan ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan pemantauan penyakit, memulihkan fasilitas kesehatan yang rusak dan menyediakan dukungan psikososial dan kesehatan mental pada komunitas yang terdampak.
“Situasinya diperkirakan akan memburuk karena banjir masih terjadi di banyak tempat, dan terutama menimbulkan dampak pada kelompok yang paling rentan. Kami berupaya menanggapi dampak kesehatan akibat banjir saat ini, sambil mempersiapkan potensi risiko kesehatan tambahan karena tibanya hujan lebat lain dalam beberapa bulan mendatang,” kata Jasarevic.
WHO mengatakan banjir telah merusak lebih dari 1.000 fasilitas kesehatan dan menghancurkan lebih dari 430 di antaranya.Kondisi tersebut menyebabkan akses pada fasilitas kesehatan, obat-obatan esensial, dan peralatan medis, serta perawatan bagi penyakit, luka-luka dan trauma menjadi terbatas. [em/jm]
Forum