Dewan Keamanan PBB menuntut dikembalikannya pemerintah yang sah di Guinea-Bissau, Sabtu (22/4). Dalam pernyataan yang dibacakan oleh Duta Besar Amerika Susan Rice, dewan mengancam untuk memberlakukan sanksi ekonomi terhadap para pemimpin sementara negara itu.
Kudeta itu berlangsung tanggal 12 April saat negara tersebut bersiap memilih seorang pemimpin baru untuk menggantikan Presiden Malam Bacai Sanha yang meninggal pada bulan Januari.
Tentara menangkap Presiden sementara Raimundo Pereira dan kandidat presiden unggulan Carlos Gomes Junior, tidak lama setelah kudeta itu. Junta Militer tidak memberikan alasan bagi penahanan mereka.
Hari Kamis, junta menunjuk mantan calon presiden Manuel Serifo Nhamadjo untuk memimpin pemerintah sementara. Namun, Nhamadjo tidak bersedia menerima posisi itu, dengan mengatakan Majelis Umum Nasional negara itu harus menyelesaikan krisis itu, Sabtu (22/4).
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Guinea Bissau, Mamadu 'Jalo' Pires, mendesak Dewan Keamanan PBB agar mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Guinea-Bissau sampai pemerintahan sipil ditegakkan kembali.
Kudeta itu berlangsung tanggal 12 April saat negara tersebut bersiap memilih seorang pemimpin baru untuk menggantikan Presiden Malam Bacai Sanha yang meninggal pada bulan Januari.
Tentara menangkap Presiden sementara Raimundo Pereira dan kandidat presiden unggulan Carlos Gomes Junior, tidak lama setelah kudeta itu. Junta Militer tidak memberikan alasan bagi penahanan mereka.
Hari Kamis, junta menunjuk mantan calon presiden Manuel Serifo Nhamadjo untuk memimpin pemerintah sementara. Namun, Nhamadjo tidak bersedia menerima posisi itu, dengan mengatakan Majelis Umum Nasional negara itu harus menyelesaikan krisis itu, Sabtu (22/4).
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Guinea Bissau, Mamadu 'Jalo' Pires, mendesak Dewan Keamanan PBB agar mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Guinea-Bissau sampai pemerintahan sipil ditegakkan kembali.