Pejabat-pejabat perbatasan dan aktivis pendukung keselamatan migran memperingatkan potensi lebih banyak migran yang meninggal di gurun dan pegunungan terpencil di Arizona, ketika musim panas yang terik tiba di negara bagian itu.
“Ada orang-orang yang menyebrangi gurun dengan hanya dua galon air minum dengan harapan akan menuju ke Phoenix sebagaimana yang ditunjukkan kepadanya, padahal mereka telah diberi petunjuk yang salah,” ujar Michael Montgomery, Direktur Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan CBP di Turcson Air Branch, dalam keterangan pers hari Kamis (13/5).
Kantor berita Associated Press mengutip laporan KGUN-TV mengatakan 220 mayat ditemukan di gurun dan pegunungan Arizona pada tahun 2020 lalu, yang tertinggi dalam satu dekade setelah musim panas dan udara paling kering dalam sejarah negara bagian itu. Laporan itu mengutip data dari laporan tahunan Pemeriksa Medis Jenazah di Pima County.
Peringatan itu disampaikan di tengah meningkatnya aktivitas migran di sepanjang perbatasan Amerika-Meksiko.
Bulan April merupakan bulan kedua tersibuk – setelah Maret – di mana anak-anak yang tidak didampingi orang dewasa ditemukan di perbatasan-perbatasan Amerika-Meksiko.
CBP mendapati 173.460 migran di perbatasan sepanjang April lalu, atau naik 3 persen dibanding bulan Maret, yang tertinggi sejak April 2000. Data yang dirilis hari Selasa (11/5) tidak dapat dibandingkan secara langsung karena sebagian besar dipulangkan berdasarkan aturan terkait pandemi, yang menolak hak seseorang untuk mengajukan suaka politik. Dipulangkan tanpa konsekuensi hukum membuat banyak orang berulangkali mencoba memasuki perbatasan secara ilegal.
Orang dewasa lajang – yang lebih dari separuhnya berasal dari Meksiko – mendorong peningkatan jumlah orang yang tiba di perbatasan.
CBP mencatat 108.301 orang dewasa lajang tiba di perbatasan sepanjang April lalu, atau naik 12 persen dari bulan Maret lalu. Hampir sembilan dari sepuluh orang dewasa yang tiba itu dipulangkan berdasarkan wewenang terkait pandemi yang dimulai sejak era mantan presiden Donald Trump dan dilanjutkan oleh pemerintahan Joe Biden. [em/jm]