Samantha Power – yang dinominasikan Presiden Barack Obama menjadi Duta Besar Amerika untuk PBB mengatakan, tanggapan Dewan Keamanan PBB terhadap “pembantaian di Suriah” merupakan “hal memalukan yang akan dikecam keras dalam sejarah”.
Dalam sidang konfirmasinya di hadapan Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Samantha Power menyebut Suriah sebagai salah satu “kasus kebrutalan besar-besaran” yang pernah disaksikannya.
Pakar genosida dan mantan staf keamanan nasional Gedung Putih itu dipilih untuk menggantikan Susan Rice, yang dikecam atas perannya dalam penjelasan pemerintah tentang serangan mematikan terhadap konsulat Amerika di Benghazi Libya yang menewaskan empat warga Amerika – termasuk Duta Besar Christopher Stevens – September 2012 lalu.
Samantha Power juga memberitahu panel Senat itu bahwa ia melihat “prasangka dan kecaman yang tidak bisa diterima Israel” di PBB, dan mengakui “kemustahilan” Iran menjadi Ketua Konferensi PBB mengenai Perlucutan Senjata.
Samantha Power dinilai memiliki dukungan kedua partai di Amerika dan diperkirakan akan mudah memenangkan persetujuan Senat untuk jabatan di PBB tersebut.
Samantha Power yang berusia 42 tahun adalah mantan wartawan yang memenangkan hadiah Pulitzer atas studinya tentang kegagalan Amerika mencegah genosida. Ia dipandang sebagai seorang aktivis kebijakan luar negeri.
Ia dikecam oleh beberapa tokoh konservatif karena dalam wawancara tahun 2002, ia menyarankan tentara Amerika mungkin diperlukan untuk mengawasi konflik di Timur Tengah jika Israel atau Palestina bergerak menuju genosida.
Kebijaksanaan dan keahlian diplomatik Samantha Power dipertanyakan tahun 2008 ketika ia mencap Hillary Clinton kandidat presiden dari Partai Demokrat yang ketika itu bersaing menantang Barack Obama untuk mendapatkan nominasi Partai Demokrat, sebagai “seorang monster”.
Dalam sidang konfirmasinya di hadapan Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Samantha Power menyebut Suriah sebagai salah satu “kasus kebrutalan besar-besaran” yang pernah disaksikannya.
Pakar genosida dan mantan staf keamanan nasional Gedung Putih itu dipilih untuk menggantikan Susan Rice, yang dikecam atas perannya dalam penjelasan pemerintah tentang serangan mematikan terhadap konsulat Amerika di Benghazi Libya yang menewaskan empat warga Amerika – termasuk Duta Besar Christopher Stevens – September 2012 lalu.
Samantha Power juga memberitahu panel Senat itu bahwa ia melihat “prasangka dan kecaman yang tidak bisa diterima Israel” di PBB, dan mengakui “kemustahilan” Iran menjadi Ketua Konferensi PBB mengenai Perlucutan Senjata.
Samantha Power dinilai memiliki dukungan kedua partai di Amerika dan diperkirakan akan mudah memenangkan persetujuan Senat untuk jabatan di PBB tersebut.
Samantha Power yang berusia 42 tahun adalah mantan wartawan yang memenangkan hadiah Pulitzer atas studinya tentang kegagalan Amerika mencegah genosida. Ia dipandang sebagai seorang aktivis kebijakan luar negeri.
Ia dikecam oleh beberapa tokoh konservatif karena dalam wawancara tahun 2002, ia menyarankan tentara Amerika mungkin diperlukan untuk mengawasi konflik di Timur Tengah jika Israel atau Palestina bergerak menuju genosida.
Kebijaksanaan dan keahlian diplomatik Samantha Power dipertanyakan tahun 2008 ketika ia mencap Hillary Clinton kandidat presiden dari Partai Demokrat yang ketika itu bersaing menantang Barack Obama untuk mendapatkan nominasi Partai Demokrat, sebagai “seorang monster”.