Pelanggaran-pelanggaran pengawasan senjata Rusia dan kegiatan-kegiatan yang bersifat jahat lainnya mengikis keyakinan dan kepercayaan yang diperlukan untuk memperpanjang perjanjian nuklir penting antara Amerika dan Rusia yang berakhir tahun 2021, demikian dikatakan pejabat AS kepada anggota DPR hari Selasa.
"Rusia terus melanggar serangkaian kewajiban pengawasan senjata yang merusak kepercayaan Amerika pada perjanjian, termasuk beberapa yang menyangkut kepentingan keamanan AS dan sekutunya selama bertahun-tahun," kata Wakil Menlu AS untuk Pengawasan Senjata, Andrea Thomson dalam kesaksian di hadapan Komite Hubungan Luar Negeri Senat.
"Intinya adalah pengawasan senjata dengan Rusia bermasalah karena Rusia tampaknya percaya mereka hanya perlu mematuhi perjanjian yang sesuai dengan keinginannya," kata Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan, David Trachtenberg.
START atau Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru yang dirundingkan oleh mantan pemerintahan Obama, telah membatasi persenjataan nuklir strategis Amerika dan Rusia sejak diberlakukan pada tahun 2011. Para pejabat AS mengatakan perundingan telah diadakan dengan rekan-rekan mereka di Rusia mengenai kemungkinan memperpanjang atau merundingkan ulang perjanjian selama 10 tahun, tapi pelanggaran-pelanggaran Rusia atas kesepakatan sebelumnya antara Amerika dan negara bekas Uni Soviet itu menjadi ganjalan.
"Rusia terus melanggar perjanjian INF (Kekuatan Nuklir Jarak Menegah,red.) melalui program rudal daratnya," kata Thompson.
"Pemerintahan ini telah menggunakan langkah-langkah diplomatik, ekonomi, dan militer untuk menekan Rusia agar kembali mematuhinya. Kurangnya langkah berarti Rusia untuk melakukannya mengurangi harapan kita bahwa mereka ingin mempertahankan perjanjian INF," imbuhnya.
Rusia juga menuduh Amerika melanggar perjanjian INF. Sebaliknya, kedua belah pihak diyakini patuh pada ketentuan-ketentuan START Baru.
Ditanya apakah Amerika akan memperpanjang perjanjian START Baru, merundingkannya kembali , atau membiarkannya berakhir, Thompson mengatakan "Belum ada keputusan yang dibuat saat ini."
Senator dari Partai Republik James Risch dari Idaho memuji skeptisisme pemerintahan Trump mengenai niat Rusia dan kesediaannya untuk mengabaikan perjanjian START Baru. (my)