Pesimisme China yang semakin besar atas hubungannya dengan Amerika Serikat membuat Beijing bersiap untuk perang yang tidak diinginkannya, menurut penilaian seorang pejabat tinggi intelijen pertahanan AS.
Kepala Badan Intelijen Pertahanan (DIA) China Mission Group pada Selasa (14/3) memperingatkan bahwa AS dan China kemungkinan memasuki “periode yang semakin konfrontatif,” dan Beijing semakin bersedia untuk berlaku agresif dalam berbagai cara.
“China akan memanifestasikan dirinya di seluruh spektrum – setiap domain perang di setiap bidang diplomatik, informasi, ekonomi, perdagangan,” kata Doug Wade dari DIA pada webinar yang diselenggarakan oleh Aliansi Intelijen dan Keamanan Nasional (INSA) yang nonpartisan.
Presiden Xi Jinping dan para pejabat tinggi lainnya di Partai Komunis China (PKC) memandang AS “menghambat China mencapai tempat yang selayaknya sebagai pemimpin dunia,” kata Wade. Dia memperingatkan bahwa perilaku Beijing akan terlihat di Laut China Selatan dan kebijakannya terhadap Taiwan.
“China tidak ingin memulai pertengkaran dengan kita soal Taiwan,” katanya, seraya menambahkan, “Mereka akan melakukannya jika harus ... mereka tidak mengesampingkannya.”
Ambisi China
Komentar Wade itu disampaikan hanya beberapa hari setelah pejabat tinggi intelijen AS mengatakan kepada para anggota kongres agar mewaspadai aspirasi pemerintah China di panggung dunia.
“Saya tidak akan pernah meremehkan ambisi kepemimpinan China saat ini,” kata Direktur CIA William Burns ketika ditanya tentang seberapa jauh Xi dan para pejabat tinggi lainnya bersedia memastikan reunifikasi dengan Taiwan.
Sehari sebelumnya, Direktur Intelijen Nasional Avril Haines mengatakan Xi dan para pemimpin lainnya bersedia mengambil risiko konflik meskipun telah menyimpulkan bahwa Beijing “sangat diuntungkan dengan mencegah meningkatnya ketegangan dan dengan menjaga stabilitas dalam hubungannya dengan Amerika Serikat.”
“PKC semakin yakin bahwa China hanya dapat [mencapai tujuannya] dengan mengorbankan kekuatan dan pengaruh AS,” tambahnya. [lt/rs]
Forum