Pejabat kesehatan Taiwan yang dipuji karena memimpin salah satu upaya pengendalian COVID-19 tersukses di dunia, memperingatkan penduduk dunia untuk tetap berhati-hati terhadap virus corona bahkan setelah ada vaksin.
Pemerintah akan menghadapi tantangan dalam mendistribusikan vaksin kepada penduduk mereka, yang akan mengakibatkan “ketidakseimbangan” antara mereka yang dilindungi dan mereka yang masih berisiko, kata Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung kepada VOA, Senin (11/1). Jumlah kasus virus corona di seluruh dunia belum mencapai puncaknya, tambahnya.
Taiwan berhasil mempertahankan total jumlah kasus virus corona hanya 838 dari 24 juta penduduknya, termasuk tingkat terendah di antara negara yang padat penduduknya itu. Hal tersebut dikarenakan peraturan karantina yang ketat dan pelacakan kontak dengan orang yang terinfeksi.
“Apa yang saya takutkan adalah pada saat vaksin itu tersedia, semua orang akan segera terbuka dan orang awam akan mengatakan ‘karena ada pelindungnya,’ mereka akan menjadi lebih proaktif untuk membuka diri,” kata Chen, sambil menambahkan bahwa skenario ini dapat membuat orang tergoda untuk terus melakukan pertemuan besar dan mengabaikan penggunaan masker.
“Karena harapan bahwa vaksin akan memberikan penyelesaian dalam hal pengendalian epidemi dengan berpikir bahwa vaksin sudah ada, kami dapat divaksinasi sekarang- mereka lalu tidak mengikuti peraturan dasar,” katanya.
Sementara setiap negara dan kawasan beroperasi secara berbeda, Chen menyarankan secara umum agar orang-orang jangan “lengah”.
Hampir dua miliar vaksin COVID-19 telah diamankan untuk pendistribusian secara merata pada tahun 2021 kepada 190 negara yang telah menandatangani kemitraan yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan setidaknya 1,3 miliar dosis akan disisihkan bagi negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Walau demikian, Chen mengatakan, tidak semua orang akan segera divaksinasi dan beberapa vaksin mungkin tidak akan manjur. Ia menambahkan, Taiwan tidak akan menerima vaksin China karena apa yang ia gambarkan sebagai riwayat vaksin China yang rusak. [lj/uh]