Para pejabat militer Amerika hari Senin (16/9) memberikan penjelasan kepada Presiden Trump tentang serangan atas fasilitas minyak Arab Saudi akhir minggu lalu.
Setelah pertemuan itu, Menteri Pertahanan Mark Esper mencuit: “Militer Amerika, bersama tim antar-departemennya, sedang bekerja sama dengan mitra-mitra kita untuk membahas serangan yang belum pernah terjadi ini, untuk mempertahankan tata dunia internasional yang berdasar hukum, yang telah digerogoti oleh Iran.”
Trump hari Senin juga mempertanyakan klaim Iran bahwa negara itu tidak tersangkut apapun dalam serangan drone yang melumpuhkan separuh kapasitas penghasilan minyak Saudi Arabia.
Trump kemudian mencuit lewat Twitter: “Ingat ketika Iran menembak jatuh drone Amerika, dan mengatakan bahwa drone itu berada dalam wilayah udaranya, walaupun dalam kenyataannya sama sekali tidak. Pemerintah Iran terus mempertahankan klaim itu walaupun tahu bahwa itu adalah bohong besar. Kini mereka mengatakan tidak tersangkut apapun dalam serangan atas Arab Saudi. Mari kita lihat saja apa jadinya.”
Sementara, juru bicara militer Saudi mengatakan bahwa penyelidikan awal menunjukkan bahwa senjata-senjata Iran digunakan dalam serangan itu.
Pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menghentikan produksi minyak Saudi sebanyak 5,7 juta barrel per hari. Tapi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, tanpa memberikan bukti apapun, menuduh Iran bertanggung jawab dan menepiskan kemungkinan bahwa serangan itu dilancarkan dari Yaman.
Pers Irak melaporkan serangan itu dilancarkan dari Irak bagian selatan, di mana kelompok milisi Iran mempunyai pangkalan di sana. Pemerintah Irak telah membantah kemungkinan kawasannya digunakan untuk serangan itu.
Harga minyak naik 14 persen hari Senin dan merupakan kenaikan rekor dalam satu hari.
Presiden Trump mengisyaratkan kesiapan Amerika untuk melancarkan serangan balasan. Katanya, pasukan Amerika sudah siap untuk memberikan tanggapan.
Pemerintah Iran membantah tuduhan berada dibalik serangan itu dan menyebut tuduhan Amerika sebagai “kebohongan maksimum”, karena Amerika menggunakan istilah “tekanan maksimum” untuk memaksa Iran menghentikan program nuklirnya. (ii/jm)