Para pejabat tinggi AS bertemu dengan Dalai Lama di New York, Rabu (21/8), menurut Departemen Luar Negeri, dalam pertemuan langsung tingkat tinggi yang jarang terjadi antara Washington dan pemimpin spiritual Tibet di pengasingan itu.
Dalai Lama, yang dikecam oleh Beijing sebagai seorang separatis, bertemu dengan pejabat senior Departemen Luar Negeri Uzra Zeya dan pejabat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Kelly Razzouk di New York, di mana dia berkunjung untuk menerima perawatan medis.
Dalam pertemuan tersebut, Zeya “menegaskan kembali komitmen AS untuk memajukan HAM warga Tibet dan mendukung upaya melestarikan warisan sejarah, bahasa, budaya, dan agama mereka yang berbeda.”
Beijing menerapkan kontrol ketat terhadap Tibet, yang mereka anggap sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayahnya, dan mengecam Dalai Lama, yang menganjurkan otonomi lebih besar bagi Tibet sebagai pemberontak.
Dalam pertemuan pada hari Rabu, Zeya juga membahas dukungan AS untuk melanjutkan dialog antara RRT dan Dalai Lama serta perwakilan-perwakilannya,” kata pernyataan itu, yang menggunakan singkatan dari Republik Rakyat China.
Pembicaraan antara Beijing dan para pemimpin Tibet itu telah terhenti sejak tahun 2010.
Beijing pada hari Kamis mengutuk pertemuan tersebut, dan menuduh Dalai Lama sebagai "seorang pengasingan politik yang terlibat dalam kegiatan separatis anti-China dengan kedok agama."
“China dengan tegas menentang negara mana pun yang mengizinkan Dalai Lama berkunjung dengan dalih apa pun dan sangat menentang segala bentuk pertemuan antara pejabat pemerintah negara mana pun dan Dalai Lama,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning.
Beijing telah "mengajukan protes keras" kepada Washington, tambahnya.
Dalai Lama (89 tahun), menjalani operasi lutut di New York tahun ini, dan mengatakan dia pulih dengan baik dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada bulan Juli.
Dia mengundurkan diri sebagai pemimpin politik rakyat pada tahun 2011, menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan yang dipilih secara demokratis oleh sekitar 130.000 warga Tibet di seluruh dunia.
Pada bulan Juli, China memberikan sanksi kepada seorang anggota Kongres AS karena melakukan "intervensi" terkait dukungannya terhadap warga Tibet, sebulan setelah Kongres AS mengesahkan undang-undang yang memperkuat dukungan bagi Tibet dan para anggota DPR senior AS bertemu dengan Dalai Lama di India.
China menguasai Tibet pada tahun 1951, dan Dalai Lama melarikan diri ke pengasingan pada tahun 1959.
Sebelumnya, Tibet memiliki pemerintahan otonom menyusul jatuhnya Dinasti Qing, yang sempat berkuasa selama tiga abad. [ab/lt]
Forum