Eropa menghadapi “risiko besar serangan teroris” selama periode liburan Natal akibat dampak perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, kata komisaris dalam negeri Uni Eropa, Selasa (5/12).
Peringatan itu muncul ketika penyelidik Perancis menyelidiki serangan akhir pekan yang fatal di dekat Menara Eiffel di Paris. Pertanyaan pun muncul mengenai kesehatan mental tersangka, yang bersumpah setia kepada kelompok ekstremis ISIS sebelum menikam seorang turis Filipina berkewarganegaraan Jerman hingga tewas dan melukai dua orang lainnya dengan palu.
“Dengan adanya perang antara Israel dan Hamas, dan polarisasi yang ditimbulkannya di masyarakat kita, dengan musim liburan yang akan datang, terdapat risiko besar serangan teroris di Uni Eropa,” kata Komisaris Dalam Negeri Uni Eropa Ylva Johansson kepada wartawan.
“Kami melihat (hal ini terjadi) baru-baru ini di Paris, sayangnya kami juga telah melihatnya sebelumnya,” katanya, ketika para menteri dalam negeri Uni Eropa berkumpul di Brussels. Ia tidak memberikan rincian tentang informasi apa pun yang mungkin menyebabkan ia mengeluarkan peringatan itu. Kantornya tidak segera menanggapi permintaan rincian.
Johansson, yang memberikan laporan singkat mengenai keamanan dan imigrasi, mengatakan bahwa Komisi Eropa akan menyediakan tambahan 30 juta euro ($32,5 juta) untuk membantu meningkatkan keamanan di daerah-daerah rentan, terutama di mana tempat-tempat ibadah berlokasi.
Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser menyampaikan belasungkawanya kepada Prancis atas serangan tersebut, dan mengatakan bahwa hal ini menyoroti “betapa akut dan seriusnya ancaman yang ditimbulkan oleh terorisme Islamis saat ini di Uni Eropa.”
“Perang di Gaza dan teror Hamas memperburuk situasi ini,” katanya kepada wartawan. [ab/uh]
Pejabat Tinggi Uni Eropa Peringatkan Risiko Keamanan Sangat Besar di Eropa Selama Liburan Natal
- Associated Press
Paling Populer
1
Forum