Negara-negara Uni Eropa yang memperkenalkan sertifikat vaksinasi COVID sendiri-sendiri, akan menghadapi banyak sistem yang terpisah jika blok tersebut gagal membangun satu sistem terpadu yang bisa digunakan bersama, kata seorang pejabat senior hari Rabu (28/4).
Uni Eropa mendorong dimilikinya kartu pas kesehatan digital bersama yang akan memungkinkan turis bepergian secara bebas pada musim panas ini. Tetapi pembahasan mengenai masalah biaya, data dan privasi, selain aspek teknis dan medis dari sistem baru tersebut belum tuntas.
“Jika kita dapat menyelesaikannya secara politis, solusi teknis akan siap pada waktunya. Jika tidak, kita menghadapi fragmentasi di seluruh Eropa, dengan begitu banyak solusi nasional yang kemungkinan tidak kompatibel,” kata Komisioner bidang Kehakiman Didier Reynders, Rabu (28/4).
“Kita akan menghadapi risiko memiliki beragam dokumen yang tidak dapat dibaca dan diverifikasi di negara anggota lainnya. Dan kita menghadapi penyebaran dokumen palsu, dan bersamaan dengan itu, penyebaran virus serta kecurigaan warga,” katanya kepada Parlemen Eropa.
Negara-negara di bagian selatan Uni Eropa yang bergantung pada pariwisata, seperti Spanyol dan Italia, ingin meluncurkan perangkat baru sesegera mungkin untuk membantu perekonomian yang terpukul oleh pandemi. Tetapi mereka menghadapi negara-negara di kawasan utara yang bersikap lebih enggan, selain karena prosedur pengambilan keputusan di Uni Eropa yang rumit.
Karena belum ada satu gerbang sentral untuk memastikan kemampuan sejumlah sistem bekerja secara kompatibel, negara-negara seperti Estonia, Lithuania, Yunani, Spanyol, Jerman dan Perancis, memperkenalkan solusi mereka sendiri untuk mencatat vaksinasi.
Para pejabat komisi Eropa mengatakan dalam pengarahan terpisah bahwa gerbang yang akan memungkinkan para pejabat di satu negara anggota memeriksa kartu pas kesehatan seorang pengunjung dari negara lain di blok tersebut, akan menjalani pengujian bulan depan.
Dua puluh negara anggota akan siap bergabung dalam fase uji coba dengan sasaran membuatnya berjalan penuh pada pertengahan Juni.
Teknologi untuk kartu pas digital itu aman dan tidak ada data pribadi sensitif yang dibagi, kata para pejabat.
Perselisihan antara negara-negara Uni Eropa terkait pasokan peralatan medis, obat dan vaksin telah merumitkan tanggapan bersama blok itu sebelumnya dalam pandemi ini.
Karena blok itu kini menghadapi gelombang ketiga infeksi, mereka yang skeptis menyatakan pembahasan mengenai dimulainya perjalanan secara bebas terlalu dini mengingat jumlah orang yang divaksinasi masih rendah.
Penerapan sistem bersama yang terburu-buru juga menimbulkan pertanyaan mengenai penanganan pengunjung dari luar negeri.
Pertanyaan yang juga belum terjawab adalah vaksin mana yang akan mereka akui, karena berbedanya vaksin yang disetujui untuk Uni Eropa oleh Badan Kesehatan Eropa dan vaksin-vaksin lain, misalnya buatan Rusia atau China, yang mungkin hanya diizinkan penggunaannya di beberapa negara.
Isu lainnya adalah apakah tes antibodi memberi cukup bukti bahwa seseorang yang telah pulih dari COVID-19 akan imun terhadap virus corona. Negara-negara Uni Eropa, termasuk Belgia, juga khawatir mengenai diskriminasi terhadap mereka yang tidak akan divaksinasi. [uh/ab]