Sebuah organisasi terkemuka yang mewakili jurnalis di seluruh dunia menyatakan keprihatinan mendalam pada Jumat (8/12) atas jumlah profesional media yang tewas terbunuh di berbagai penjuru dunia saat melakukan pekerjaan mereka pada 2023.
Dalam penghitungan tahunan kematian pekerja media, Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) mengatakan 94 jurnalis telah terbunuh sepanjang tahun ini dan hampir 400 lainnya dipenjara. IFJ juga mengatakan, perang Israel dengan Hamas menyebabkan kematian jurnalis paling banyak dalam lebih dari 30 tahun.
Angka kematian tahun ini meningkat dari 67 pada periode yang sama tahun 2022, dan dua kali lipat dari total 47 kematian yang tercatat sepanjang tahun 2021.
Kelompok ini menyerukan perlindungan yang lebih baik bagi pekerja media dan menuntut agar pelaku penyerangan terhadap pekerja media dimintai pertanggungjawaban.
“Pentingnya standar global baru untuk perlindungan jurnalis dan penegakan hukum internasional yang efektif sangatlah penting,” kata Presiden IFJ Dominique Pradalie.
Kelompok tersebut mengatakan 68 jurnalis telah terbunuh saat meliput perang Israel-Hamas sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober – lebih dari satu jurnalis dalam sehari dan menyumbang 72% dari seluruh kematian media di seluruh dunia pada tahun ini.
IFJ mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka adalah jurnalis Palestina yang berada di Jalur Gaza, tempat pasukan Israel melancarkan serangan mereka.
“Perang di Gaza lebih mematikan bagi jurnalis daripada konflik apa pun sejak IFJ mulai mencatat para jurnalis yang terbunuh saat menjalankan tugas pada tahun 1990,” kata kelompok tersebut.
Ukraina juga “tetap menjadi negara yang berbahaya bagi jurnalis” hampir dua tahun sejak invasi Rusia, kata organisasi tersebut. IFJ mencatat, tiga wartawan atau pekerja media telah tewas dalam perang itu sepanjang tahun ini.
Organisasi ini juga menyesalkan kematian pekerja media di Afghanistan, Filipina, India, China, dan Bangladesh.
Mereka menyatakan prihatin bahwa kejahatan terhadap pekerja media umumnya terabaikan hukum dan mendesak pemerintah “untuk memberikan perhatian penuh terhadap pembunuhan ini dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin keselamatan jurnalis.”
Laporan tersebut mencatat adanya penurunan jumlah jurnalis yang terbunuh di Amerika Utara dan Selatan, dari 29 orang pada tahun lalu menjadi tujuh orang pada 2023.
Kelompok tersebut mengatakan tiga jurnalis Meksiko, satu jurnalis Paraguay, satu jurnalis Guatemala, satu jurnalis Kolombia dan satu jurnalis Amerika tewas ketika melakukan investigasi terhadap kelompok-kelompok bersenjata atau penggelapan dana publik. [ab/uh]
Forum