Skema Iran dan sekutu industri perkapalannya untuk mencampur minyak Iran yang dikenakan sanksi oleh Amerika Serikat dengan minyak Irak pada 2020 hanya berumur pendek, menurut pelacak kapal tanker. Lembaga pelacak kapal tanker TankerTrackers mengatakan bahwa Iran berhenti melakukan cara tersebut demi menemukan cara yang lebih efisien untuk menghindari sanksi terhadap ekspor minyaknya.
Harian Wall Street Journal melaporkan pada bulan lalu bahwa seorang pengusaha yang berbasis di Uni Emirat Arab dan beberapa perusahaan yang dimiliki atau terhubung dengannya melalui email umum dan alamat perusahaan, terlibat dalam kegiatan pencampuran minyak Iran dan Irak di kapal tanker melalui pengiriman produk minyak mentah dan olahan dari kapal ke kapal di Teluk Persia. Hal tersebut terjadi terakhir kali pada 2020.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa skema itu memungkinkan mereka yang terlibat menyamarkan minyak campuran asal Iran dan melabelinya sebagai produk Irak guna menghindari sanksi Amerika yang menarget minyak Iran.
Laporan berita itu mengutip contoh operasi di mana kapal tanker milik Iran bernama Polaris 1 memindahkan bahan bakar minyak Iran, produk olahan, ke kapal tanker lain yang membawa minyak Irak pada Maret 2020. Kapal lain itu bernama Babel dan dioperasikan oleh Rhine Shipping DMCC, perusahaan yang dikelola pengusaha asal Uni Emirat Arab Salim Ahmed Said, warga negara Inggris kelahiran Irak.
Wall Street Journal mengaitkan laporannya dengan dokumen perusahaan, data pengiriman, dan orang-orang yang mengetahui masalah itu. Surat kabar tersebut juga merilis pernyataan Said yang membantah bahwa perusahaannya mengirim minyak Iran yang melanggar sanksi Amerika.
VOA telah menemukan bukti tambahan untuk klaim bahwa Polaris 1 dan Babel terlibat transfer kapal-ke-kapal dari 17-19 Maret 2020, di perairan sekitar 30 kilometer dari semenanjung Al-Faw, Irak.
Dua kapal yang menyerupai Polaris 1 dan Babel muncul berdampingan dalam foto satelit yang diambil pada tanggal itu dan diberikan kepada VOA oleh perusahaan asal AS, Planet Labs. Pendiri TankerTrackers.com, Sam Madani, seorang peneliti yang berbasis di Swedia, mengatakan kepada VOA bahwa penampilan fisik kapal pada foto itu cocok dengan gambar dua kapal tanker dalam database-nya. [ka/jm]
Forum