Sewaktu melawan kluster baru penularan virus corona, pihak berwenang China dengan cepat memanfaatkan informasi geo-spasial, yang dikumpulkan melalui perangkat pelacakan dalam ponsel pintar, untuk mengidentifikasi dan mengisolasi calon pembawa virus.
Teknologi yang diaktifkan oleh sistem pemosisian global yang terpasang dalam ponsel, membantu petugas menemukan ratusan ribu orang yang mungkin pernah datang ke pasar makanan grosir Xinfadi setelah akhir Mei. Pasar itu kemungkinan adalah pusat wabah terbaru virus corona.
Sampai hari Minggu, pihak berwenang telah mengukuhkan total 236 pasien baru COVID-19 dan 22 pasien tanpa gejala, banyak dari mereka terkait pasar itu, kata komisi kesehatan Beijing dalam pernyataan pers hari Senin.
Sebelum wabah terbaru itu, terdapat lebih dari 83.000 kasus yang dikonfirmasi di seluruh China dalam enam bulan terakhir, berdasar statistik pemerintah.
Berkat data lokasi itu, media lokal melaporkan, lebih dari 700 ribu orang yang berisiko tertular dari pasar itu telah diberitahu, dites atau dijadwalkan untuk dites hanya beberapa hari setelah pasar Xinfadi ditutup pada 13 Juni. Itu menunjukkan betapa agresif China dalam menangani COVID-19 tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan privasi, kata Charles Mok, anggota parlemen dan pengusaha teknologi di Hong Kong.[ka/ii]