Dewan juri yang terdiri dari sembilan perempuan dan tiga pria itu akan menentukan apakah Holmes memang gila menurut hukum. Ia mengaku tidak bersalah dengan alasan ia tidak waras atas 165 tuduhan termasuk pembunuhan.
Holmes, seorang mantan mahasiswa S2 jurusan neuroscience berusia 27 tahun dari California, dapat diancam hukuman mati apabila didapati bersalah melakukan penembakan di dalam bioskop yang saat itu sedang memutar film Batman pada waktu tengah malam.
Dalam peradilan, dua orang psikiater yang diangkat pengadilan memberi kesaksian yang mendukung jaksa penuntut bahwa sekalipun terdakwa menderita sakit jiwa yang parah, ia waras ketika ia merencanakan dan melaksanakan pembantaian itu.
Pembela mengakui bahwa Holmes adalah orang bersenjata yang melakukan penembakan dan membunuh penonton bioskop, tetapi pembela memberi sanggahan dengan mendatangkan dua orang psikiater yang menyimpulkan bahwa Holmes delusional dan tidak waras, dan tidak dapat dianggap bertanggung jawab secara hukum.
Kalau Holmes didapati bersalah melakukan pembunuhan terencana, keputusan pengadilan untuk menyelamatkan nyawanya dalam tahap penentuan hukuman nanti akan menghasilkan hukuman seumur hidup tanpa kemungkinan pengurangan hukuman.
