Tautan-tautan Akses

Pelaku Penembakan Sinagoge di Pittsburgh akan Dihukum Mati


Sketsa gambar sidang pengadilan terhadap tersangka pelaku penembakan sinagoge Robert Bowers, 30 Mei 2023 lalu (foto: dok).
Sketsa gambar sidang pengadilan terhadap tersangka pelaku penembakan sinagoge Robert Bowers, 30 Mei 2023 lalu (foto: dok).

Pelaku penembakan yang menerobos sebuah sinagoge di jantung komunitas Yahudi di Pittsburgh dan membunuh 11 jemaat akan dihukum mati karena melancarkan serangan anti-Yahudi paling menelan banyak korban dalam sejarah AS.

Robert Bowers mengunggah ujaran kebencian terhadap warga Yahudi dan mendukung keyakinan kelompok supremasi kulit putih di dunia maya sebelum secara metodis merencanakan dan melancarkan pembantaian di sinagoge"Tree of Life" pada tahun 2018, di mana anggota dari tiga kongregasi sedang berkumpul untuk mengikuti ibadah dan belajar pada Hari Sabat.

Pelaku penembakan sinagoge, Robert Bowers (50 tahun)
Pelaku penembakan sinagoge, Robert Bowers (50 tahun)

Bowers, seorang sopir truk yang tinggal di pinggiran kota Baldwin, juga melukai dua jemaat dan lima polisi.

Dewan juri federal pada hari Rabu (2/8) memvonis bersalah pria berusia 50 tahun itu atas 63 dakwaan pidana. Dewan itu merekomendasikan agar ia dihukum mati atas serangan yang dilakukannya, yang dampaknya masih terus terasa hampir lima tahun kemudian. Hakim akan secara resmi menjatuhkan hukumannya nanti.

Putusan itu diambil setelah proses persidangan yang panjang, di mana juri mendengarkan rincian mengerikan ketika Bowers mengisi ulang senjatanya sedikitnya dua kali, melangkahi jasad para korban yang berlumuran darah untuk menembaki lebih banyak orang, dan baru menyerah ketika ia kehabisan amunisi.

Dalam tahap memberikan hukuman itu, keluarga para korban menceritakan kehidupan para korban di hadapan dewan juri, termasuk seorang perempuan 97 tahun dan adik-kakak dengan disabilitas intelektual; serta rasa sakit yang tak kunjung hilang setelah kehilangan mereka. Para penyintas juga menceritakan rasa sakit yang mereka rasakan hingga saat ini, baik secara fisik maupun mental, di hadapan juri.

Selama mendengarkan kesaksian itu, Bowers tidak banyak bereaksi. Ia lebih sering melihat kertas atau layar di meja pengacaranya. Ia bahkan memberi tahu seorang psikiater bahwa ia justru menganggap persidangan itu membantunya menyebarluaskan pesan anti-Yahudi.

Vonis mati itu adalah vonis mati pertama yang dijatuhkan pada masa pemerintahan Joe Biden, yang dalam kampanye pilpresnya dulu berjanji akan mengakhiri hukuman mati. Departemen Kehakiman AS di bawah pemerintahan Biden telah memberlakukan moratorium eksekusi mati federal dan telah menolak memberi izin vonis hukuman mati dalam ratusan kasus baru. Namun demikian, jaksa federal menilai hukuman mati merupakan hukuman yang pantas bagi Bowers, mengingat kerentanan para korbannya yang sebagian besar sudah lansia, dan menarget korban berdasarkan kebencian terhadap kelompok agama tertentu. Sebagian besar keluarga korban juga menilai Bowers pantas mati untuk kejahatan yang dilakukannya.

Pengacara Bowers tidak pernah membantah kesalahan kliennya, alih-alih berfokus untuk menyelamatkan nyawanya. Mereka menghadirkan bukti tentang masa kecil Bowers yang diwarnai trauma dan pengabaian.

Mereka juga mengklaim bahwa klien mereka memiliki gangguan kejiwaan parah yang tidak diobati, dan mengatakan bahwa ia melancarkan pembantaian itu atas keyakinannya yang delusional bahwa orang Yahudi membantu menyebabkan genosida orang kulit putih. Pengacaranya mengatakan bahwa skizofrenia dan ketidaknormalan otaknya membuat Bowers lebih rentan dipengaruhi konten ekstremis di dunia maya.

Jaksa menyangkal argumen soal gangguan kejiwaan tersebut. Mereka mengatakan bahwa Bowers tahu persis apa yang ia lakukan ketika melanggar kesucian rumah ibadah dengan melepaskan tembakan ke arah jemaat yang ketakutan, menggunakan senapan serbu AR-15 dan senjata lainnya, menembaki siapa saja yang ia lihat.

Bowers menerobos masuk ke dalam sinagoge Tree of Life pada 27 Oktober 2018 dan membunuh anggota kongregasi Dor Hadash, New Light dan Tree of Life, yang melaksanakan kegiatan di sinagoge yang sama.

Para korban yaitu Joyce Fienberg (75 tahun), Richard Gottfried (65 tahun), Rose Mallinger (97 tahun), Jerry Rabinowitz (66 tahun), adik-kakak David Rosenthal (54 tahun) dan Cecil Rosenthal (59 tahun), Bernice Simon (84 tahun) dan suaminya Sylvan Simon (86 tahun), Dan Stein (71 tahun), Melvin Wax (87 tahun) dan Irving Younger (69 tahun).

Bowers, yang baku tembak dengan polisi dan tertembak tiga kali, mengatakan kepada aparat di lokasi bahwa “semua orang Yahudi ini harus mati,” menurut kesaksian yang ada.

Sebelum melancarkan serangan, ia mengunggah, menyukai dan membagikan siaran langsung konten anti-Yahudi yang kejam di platform media sosial yang populer di kelompok sayap kanan ekstrem. Ia juga tidak menyesali pembantaian itu dan mengatakan kepada para pakar kejiwaan bahwa ia melihat dirinya sebagai seorang prajurit dalam perang ras, bangga akan penyerangan itu dan berharap telah menembak lebih banyak orang. [rd/em]

Forum

XS
SM
MD
LG