Sekelompok orang bersenjata Jumat malam (6/6) menyerang sebuah kota di Kongo timur, membantai setidaknya 34 orang termasuk perempuan dan anak-anak di sebuah gereja lokal.
Menteri Urusan Internal Provinsi Jean Julien Miruho mengatakan serangan di Mutarule itu juga mengakibatkan paling tidak 27 lainnya cedera.
Miruho mengatakan identitas para pelaku belum diketahui, meskipun ia menduga serangan itu dipicu konflik terkait ternak di kawasan tersebut.
Warga menuduh kelompok pemberontak FNL dari Burundi di balik serangan itu, tetapi klaim tersebut belum bisa diverifikasi.
Kongo timur adalah lokasi banyak kelompok dan milisi bersenjata yang bersaing untuk menguasai sumberdaya mineral di sana. Banyak kelompok tersebut berasal dari negara-negara di kawasan itu termasuk Burundi, Uganda dan Rwanda.
Militer Kongo tahun lalu sukses menghentikan perjuangan kelompok pemberontak utama M23 di sana, dengan bantuan pasukan PBB. Militer Kongo juga sedang berunding dengan kelompok FDLR dari Rwanda agar meletakkan senjata setelah konflik selama dua dekade.
Menteri Urusan Internal Provinsi Jean Julien Miruho mengatakan serangan di Mutarule itu juga mengakibatkan paling tidak 27 lainnya cedera.
Miruho mengatakan identitas para pelaku belum diketahui, meskipun ia menduga serangan itu dipicu konflik terkait ternak di kawasan tersebut.
Warga menuduh kelompok pemberontak FNL dari Burundi di balik serangan itu, tetapi klaim tersebut belum bisa diverifikasi.
Kongo timur adalah lokasi banyak kelompok dan milisi bersenjata yang bersaing untuk menguasai sumberdaya mineral di sana. Banyak kelompok tersebut berasal dari negara-negara di kawasan itu termasuk Burundi, Uganda dan Rwanda.
Militer Kongo tahun lalu sukses menghentikan perjuangan kelompok pemberontak utama M23 di sana, dengan bantuan pasukan PBB. Militer Kongo juga sedang berunding dengan kelompok FDLR dari Rwanda agar meletakkan senjata setelah konflik selama dua dekade.